Suara.com - Sakit kepala adalah hal yang umum terjadi. Biasanya ini terjadi akibat kurang tidur, stres, dan bahkan, suara keras. Pada laki-laki, terkadang pada wanita juga, sakit kepala bisa terjadi saat berhubungan intim.
Istilah medis untuk sakit kepala ini adalah coital cephalalgia.
Gejalanya berupa nyeri tumpul di kepala dan leher yang akan bertambah seiring meningkatnya gairah seksual. Atau, sebagai sakit kepala secara tiba-tiba, tajam, dan berdenyut yang terjadi tepat sebelum atau pada saat orgasme.
Kondisi ini dapat berlangsung selama beberapa menit, berjam-jam dan terkadang bahkan dua hingga tiga hari.
Baca Juga: Kopi Bikin Sakit Kepala Reda dan 4 Mitos Soal Minum Kopi Lainnya
Orang yang menderita coital cephalalgia mungkin juga mengalami migrain.
Karena episode sakit kepala yang terus-menerus, beberapa orang mungkin menderita penurunan libido, sementara yang lain takut beraktivitas seksual dan orgasme.
Bahkan, dilansir Firstpost, beberapa orang mungkin datang dengan gejala neurologis yang parah, seperti leher kaku, mual, tekanan darah tinggi, kesadaran yang berubah, kebingungan, dan bahkan kelumpuhan.
Apa penyebabnya?
Penyebab pasti dari kondisi ini belum diketahui. Namun, para pakar yakin bahwa kondisi ini tidak menimbulkan bahaya bagi tubuh.
Baca Juga: Ngeluh Sakit Kepala, Warga Inggris Ternyata Positif Virus Corona
Tetapi jika orang tersebut mulai menunjukkan tanda masalah neurologis, kemungkinan karena adanya indikasi penyakit penyerta.
Penyakit penyerta yang dapat dikaitkan dengan sakit kepala seks adalah aneurisma (pembengkakan dinding arteri), peradangan di otak dan stroke atau penyakit arteri koroner.
Terkadang, asupan beberapa obat seperti pil KB dan amiodarone (obat antiaritmia) juga bisa menyebabkan coital cephalalgia.