Suara.com - Para peneliti mengatakan perempuan tergolong tidak terlalu rentan mengalami jet lag dibandingkan pria karena jam istirahat tubuhnya yang berbeda.
Ternyata, wanita lebih tahan terhadap gangguan ritme sirkadian yang membuat mereka mengatasi efek dari bekerja secara shift dengan sangat baik.
Selain itu, wanita juga cenderung paling aktif di pagi hari, mirip dengan pola yang terlihat pada anak-anak dan mungkin terkait dengan naluri keibuannya.
"Wanita tampaknya lebih tahan terhadap gangguan jam tubuh, seperti gangguan akibat kerja shift atau perubahan zona waktu yang sering," Dr Sean Anderson, dikutip dari The Sun.
Baca Juga: Mual-Muntah dan Diare, Waspadai Gejala Virus Corona
Temuan dari penelitian terhadap lebih dari 53 ribu orang menunjukkan bahwa jenis kelamin dan usia adalah faktor penentu cara jam tubuh diatur.
Secara tradisional, wanita lebih sering bangun di malam hari daripada pria untuk menjaga bayi yang gelisah sehingga tampak siap untuk mengatasi gangguan tersebut.
Mereka tidur lebih lama, menghabiskan lebih banyak waktu untuk tidur nyenyak dan bangun lebih awal. Sebaliknya, mereka justru lebih aktif di malam hari.
Temuan mereka mencerminkan sesuatu yang terlihat dalam percobaan pada hewan. Mereka bisa memberikan wawasan berharga tentang kemungkinan hubungan antara jam tubuh dan penyakit, mulai dari kanker hingga demensia.
Baca Juga: Punya Darah Tinggi, Diabetes, dan Kanker? Hindari Pola Makan Ini