Kematian Nakes Akibat Covid-19 di Indonesia Jadi Salah Satu yang Tertinggi

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 04 September 2020 | 18:15 WIB
Kematian Nakes Akibat Covid-19 di Indonesia Jadi Salah Satu yang Tertinggi
Ilustrasi nakes.[Unsplash/Online Marketing]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jumlah tenaga kesehatan (nakes) yang berjatuhan akibat virus corona atau Covid-19 masih terus bertambah. Amnesty International Indonesia mencatat setidaknya 181 tenaga Kesehatan (nakes) Indonesia meninggal dunia akibat Covid-19 hingga awal September ini, dengan rincian 112 orang dokter dan 69 perawat.

Angka tersebut membuat Indonesia berada di jajaran negara dengan angka kematian tenaga kesehatan terbesar di dunia. Analisis terbaru dari Amnesty International menemukan setidaknya 7000 tenaga kesehatan telah meninggal dunia di seluruh dunia karena terinfeksi Covid-19.

Dalam keterangan pers yang diterima Suara.com, angka tertinggi berada di Meksiko, dengan jumlah kematian tenaga kesehatan 1320 orang. Sementara angka kematian tenaga kesehatan tertinggi lainnya berada di Amerika Serikat (1077), India (573), Brazil (324), Afrika Selatan (240) dan India (573).

Ilustrasi dokter / tenaga medis / tenaga kesehatan (pixabay/DarkoStojanovic)
Ilustrasi dokter / tenaga medis / tenaga kesehatan (pixabay/DarkoStojanovic)

Meski Amerika Serikat dan Meksiko mencatat angka kematian tertinggi, rasio kematian tenaga kesehatan terhadap total kematian Covid-19 di kedua negara tersebut (masing-masing 0,6 dan 1,9 persen) lebih rendah dari rasio serupa di Indonesia yang mencapai 2,3 persen. Indonesia termasuk tiga negara dengan persentase kematian tenaga kesehatan tertinggi di dunia, di bawah Rusia (3,5 persen) dan Mesir (2,9 persen).

Baca Juga: Doa-doa Buat Dokter dan Nakes yang Gugur Diserang Covid-19

“Angka ini naik secara signifikan. Pertengahan Juli lalu, ketika Amnesty menerbitkan laporan global tentang tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19, jumlah nakes Indonesia yang meninggal dunia setidaknya 89 orang. Sekarang, jumlah ini naik dua kali lipat,” sebut Usman Hamid, Direktur Amnesty International Indonesia.

“Hak hidup dan hak atas kesehatan mereka jelas terabaikan. Kami mendesak Pemerintah untuk lebih serius melindungi hak atas keselamatan mereka di tempat kerja,” tambah Usman.

Keterbukaan informasi juga menjadi hal penting dalam mencegah kematian tenaga kesehatan lebih lanjut. Kepada Amnesty, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mengatakan tenaga kesehatan yang berada di garda depan penanganan pandemi membutuhkan data komperehensif untuk memaksimalkan langkah preventif.

“Dokter saja belum bisa memberikan investigasi menyeluruh terkait dengan kematian tenaga kesehatan tersebut. Mereka tidak leluasa untuk masuk ke rumah sakit-rumah sakit,” kata Harif Fadhillah, Ketua Umum PPNI.

“Kami mengusulkan sebuah tim investigasi di bawah Pemerintah, demi mengetahui faktor-faktor pemaparan dan kematian supaya kita bisa mengantisipasi di masa-masa mendatang,” imbuh Harif.

Baca Juga: Tingkatkan Kapasitas Rumah Sakit, Pemprov DKI Rekrut 1.800 Nakes

Amnesty menilai Pemerintah harus segera mengambil langkah darurat demi melindungi keselamatan tenaga kesehatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI