Suara.com - Seorang anak laki-laki berusia 17 tahun secara tidak sengaja menelan jarum jahit saat menjahit pakaian. Umumnya orang akan memperhatikan dan bereaksi saat menelan benda yang berisiko seperti itu.
Namun yang mengejutkan dokter, jarum itu menancap di lokasi yang tidak biasa dan baru ditemukan beberapa hari kemudian di dalam hati bocah itu. Demikian seperti dilansir dari Health24.
Menurut studi kasus yang diterbitkan dalam The Journal of Emergency Medicine, anak berusia 17 tahun itu dilarikan ke ruang gawat darurat setelah mengalami nyeri dada yang tajam yang menjalar ke punggungnya.
Rasa sakit itu semakin parah saat dia berbaring atau menarik napas dalam-dalam.
Baca Juga: 2 Gaya Hidup Sehat Ini Disebut Bisa Menurunkan Risiko Serangan Jantung
Ketika dokter melakukan elektrokardiogram (EKG), irama yang tidak normal terlihat dan mereka khawatir bahwa anak laki-laki itu mungkin menderita perimyocarditis, atau radang otot jantung dan membrannya.
Tes darah juga mengungkapkan peningkatan kadar protein, yang menunjukkan adanya cedera jantung.
CT scan kemudian mengungkapkan "benda asing logam linier" yang bersarang di hati anak itu. Pin itu panjangnya sekitar 3,5cm dan keluar dari ventrikel kanan jantung.
Remaja itu baru ingat kemudian bahwa dia telah menjahit pakaiannya dan mungkin telah menelan peniti yang dia pegang di mulutnya. Setelah operasi jantung terbuka, para dokter mengungkapkan bahwa itu memang peniti.
Meskipun kasus benda asing di hati telah didokumentasikan sebelumnya, hal ini jarang terjadi pada anak-anak dan remaja.
Baca Juga: Perhatikan Garis Biru dan Ungu di Kulit, Bisa Jadi Tanda Serangan Jantung!
Para dokter menyatakan bahwa, dalam kasus ini, pin tersebut kemungkinan besar bergerak langsung dari perutnya menuju jantungnya, meskipun itu bisa saja dari lokasi lain di saluran pencernaannya, kemungkinan besar kerongkongan atau usus.
Penulis laporan tersebut juga menulis bahwa kasus ini dapat menimbulkan implikasi baru untuk pengobatan benda tajam yang tertelan.
Saat ini, pedoman hanya menyatakan bahwa benda tajam harus disingkirkan setelah menimbulkan gejala, namun dalam kasus ini, dapat mengakibatkan komplikasi yang parah, bahkan tanpa gejala.
Untungnya, bocah itu sembuh total setelah operasi dan tidak menunjukkan komplikasi lebih lanjut.