Bebas dari Ebola, Kongo Kini Dilanda Wabah Cacar Monyet

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 02 September 2020 | 18:56 WIB
Bebas dari Ebola, Kongo Kini Dilanda Wabah Cacar Monyet
Monkeypox atau cacar monyet. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Republik Demokratik Kongo menghadapi wabah penyakit baru, setelah baru saja melewati wabah penyakit Ebola yang cukup parah.

Dilansir ANTARA, wabah cacar monyet di Republik Demokratik Kongo (DRC) sejauh ini telah menyebabkan 10 orang meninggal dan 141 orang lainnya terinfeksi, seperti dilaporkan media setempat, Selasa (2/9/2020).

"Sejak pekan pertama pengawasan sampai 33 pekan ke depan, kami telah mengonfirmasi 141 kasus, dengan 10 kematian," kata Dr. Aime Alengo, pejabat kesehatan di Provinsi Sakuru kepada situs berita lokal Actualite.

Alengo mengatakan cacar monyet kebanyakan menyerang mereka yang berusia di bawah 5 tahun.

Baca Juga: Terungkap, Kapan Virus Cacar Menyerang Ditemukan di Kerangka Viking

"Kami merupakan satu dari segelintir negara di Afrika yang masih memiliki kasus penyakit ini."

Dalam Buletin Health Emergencies, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Kawasan Afrika mengatakan sumber dana menjadi perhatian utama dalam penanganan wabah.

"Salah satu tantangan besar dalam keadaan darurat saat ini di antaranya memperoleh dana yang dibutuhkan untuk menanggapi semua wabah yang sedang terjadi di negara tersebut," tulisnya.

Virus cacar monyet merupakan genus orthopoxvirus yang menyebabkan suatu penyakit dengan gejala serupa, namun tidak begitu parah, dengan cacar.

Sementara cacar berhasil diberantas pada 1980, cacar monyet masih terus terjadi di sejumlah negara di Afrika Tengah dan Barat.

Baca Juga: Kasus Ebola Bertambah, WHO Hadapi Kekurangan Dana untuk Mengatasinya

Virus cacar monyet kebanyakan ditularkan ke manusia dari hewan liar seperti pengerat dan primata, namun penularan antar manusia juga bisa terjadi, menurut WHO.

Negara Afrika Tengah itu juga sedang berjuang melawan campak dan wabah COVID-19.

Pekan ke-32 (9 Agustus 2020), 418 kasus campak, termasuk tujuh kematian dilaporkan di negara tersebut.

Provinsi yang melaporkan sebagian besar kasus di antaranya Provinsi Sankuru dan South Ubangi.

Rasio kematian tinggi terjadi di Maniema dan Sankuru. Sejak 2019 total 380.766 kasus campak dan 7.018 kematian dilaporkan di negara tersebut, menurut kantor WHO cabang Afrika.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI