Kebanyakan Lemak di Pinggang Tingkatkan Risiko Kematian Kanker Prostat

Rabu, 02 September 2020 | 15:58 WIB
Kebanyakan Lemak di Pinggang Tingkatkan Risiko Kematian Kanker Prostat
Ilustrasi gangguan prostat. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi menunjukkan bahwa ada hubungan antara adipositas pusat (konsentrasi lemak tubuh di sekitar perut dan pinggang) serta risiko kematian akibat kanker prostat pada pria. Studi ini telah dipresentasikan pada Konferensi Eropa dan Internasional tentang Obesitas (ECOICO).

Melansir dari Medical Xpress, penelitian yang dilakukan oleh Dr. Aurora Perez-Cornago dan rekannya di Unit Epidemiologi Kanker dari Departemen Kesehatan Populasi Nuffield, Universitas Oxford, Inggris mencoba memahami distribusi lemak di tubuh dengan kanker.

Tim peneliti melakukan penelitian pada 218.225 pria berusia 40 hingga 69 tahun yang bebas dari kanker. Kesehatan mereka dipantau selama 10,8 tahun menggunakan data dari database administrasi kesehatan, rincian indeks massa tubuh (BMI), persentase lemak tubuh total (diukur menggunakan bioimpedance), lingkar pinggang, dan rasio pinggang-pinggul. 

Selama periode tindak lanjut, 571 pria meninggal karena kanker prostat. Para peneliti menemukan bahwa meskipun tidak ada hubungan yang jelas antara BMI dengan risiko kematian akibat kanker prostat, tapi ada hubungan antara ukuran lemak di pinggang dan perut dengan risiko kematian akibat kanker prostat. 

Baca Juga: Produk Susu Rendah Lemak Disebut Bisa Mengontrol Tekanan Darah Tinggi

"Kami menemukan hubungan yang signifikan antara konsentrasi lemak tubuh di sekitar perut dan pinggang dengan risiko kematian akibat kanker prostat," kata Dr. Perez-Cornago.

Menurutnya, Kelebihan berat badan umumnya meningkatkan risiko penyakit termasuk jenis kanker. Jadi, orang harus mempertimbangkan implikasi dari kelebihan lemak tubuh.

Kanker prostat adalah penyebab paling umum kedua yang menyebabkan kematian akibat kanker di antara pria di Inggris. Penyakit ini menyerang satu dari enam pria di Inggris.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI