Pada musim panas, suhu dijaga pada 25 derajat celcius dan kelembapan 70 persen. Kemudian, patogen itu dioleskan ke permukaan 12 bahan berbeda yang bersentuhan dengan manusia setiap hari.
Sebanyaak 12 bahan berbeda itu di antaranya adalah karton, beton, karet, sarung tangan dan masker N95. Pada tahap awal pandemi, komunitas ilmuwan berharap penyebaran virus corona Covid-19 akan lebih lambat di musim panas.
Temuan penelitian Midwest menunjukkan bukti jelas bahwa virus bertahan lebih lama di bawah musim semi atau musim gugur, bukan kondisi musim panas.
Kecenderungan itu terlihat pada semua bahan yang diuji dan pada derajat yang berbeda. Virus bertahan paling lama di Tyvek, bahan sintetis yang digunakan dalam segala hal mulai dari isolasi rumah hingga peralatan pelindung pribadi.
Pada bahan tersebut ditemukan virus bisa bertahan hingga 45 jam. Selain itu, musim gugur juga bisa memancing lonjakan penyakit menular lainnya, seperti flu.
Kondisi ini berpotensi menyebabkan orang untuk mempertahankan praktik kebersihan pribadi yang baik dan desinfeksi rutin pada permukaan yang berpotensi terkontaminasi untuk mencegah penularan virus corona Covid-19.