Disebut Kurang Efektif, Begini Gambaran Face Shield Blokir Percikan Batuk

Rabu, 02 September 2020 | 12:52 WIB
Disebut Kurang Efektif, Begini Gambaran Face Shield Blokir Percikan Batuk
Pedagang menunjukkan face shield yang dijualnya Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Kamis (11/6). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa waktu belakangan ini Anda tentu sering melihat orang-orang mengenakan pelindung wajah atau face shield dengan tujuan melindungi diri dari virus corona, bukan? Tapi sayangnya beberapa dari mereka tidak memakai masker.

Meski face shield awalnya memblokir percikan batuk, partikel tetesan kecilnya masih dapat bergerak di sekitar sisi pelindung dan akhirnya menyebar ke area di sekitar wajah.

Hal ini dibuktikan dalam sebuah visualisasi baru yang menunjukkan mengapa pelindung wajah mungkin bukan penghalang terbaik untuk mencegah penyebaran Covid-19, terbit di jurnal Physics of Fluids pada Selasa (1/9/2020).

"Simulasi dalam studi baru ini menunjukkan bahwa pelindung wajah dan masker dengan katup napas mungkin tidak seefektif masker wajah biasa dalam membatasi penyebaran tetesan aerosol," tulis peneliti, dilansir Live Science.

Baca Juga: 4 Bidan di Puskesmas Tangerang Positif Corona, Gugus Tugas: Mereka OTG

Untuk simulasi ini, pelindung wajah awalnya membelokkan percikan batuk ke tanah. Tetapi aerosol tetap tersebar di bagian bawah face shield dan kemudian melayang di sekitar sisi wajah, akhirnya menyebar sekitar 0,9 meter ke depan dan samping wajah.

Visualisasi penggunaan face shield atau pelindung wajah (PhysicsofFluids.org)
Visualisasi penggunaan face shield atau pelindung wajah (PhysicsofFluids.org)

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC US) tidak merekomendasikan face shield sebagai pengganti masker kain karena kurangnya bukti yang menunjukkan keefektifannya.

Karena ini termasuk simulasi, studi itu tidak memberikan data tentang kondisi pasti yang akan menyebabkan penyebaran infeksi. Misalnya, tidak jelas berapa lama SARS-CoV-2 tetap menular di udara, dan seberapa jauh partikel ini dapat menyebar.

Karenanya, peneliti menekankan untuk tetap mengenakan masker kain sekaligus menjaga jarak fisik untuk mengurangi penularan.

Baca Juga: Angka Corona Makin Tinggi, Anies Bakal Terapkan Pembatasan Berskala Lokal

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI