Selain dari Tiongkok, Indonesia Siap Terima 10 Juta Vaksin Uni Emirat Arab

Selasa, 01 September 2020 | 20:10 WIB
Selain dari Tiongkok, Indonesia Siap Terima 10 Juta Vaksin Uni Emirat Arab
Peneliti berupaya menciptakan vaksin virus corona. (ANTARA/Shutterstock/am.)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia kini bersiap menerima 10 juta dosis vaksin dari Uni Emirat Arab (UEA).  Vaksin itu didapatkan melalui kerjasama pengembangan vaksin antar perusahaan G-42, UEA dengan Sinopharm.

Kabar itu diungkapkan oleh  Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito usai mengunjungi UEA pasa 24 hingga 26 Agustus 2020.

"Kunjungan ini bertujuan khusus untuk memberikan dukungan langkah-langkah regulatori dalam rangka mengakselerasi akses vaksin Covid-19 dan mendapatkan informasi data terkait pelaksanaan uji yang saat ini tengah dalam proses fase 3 di UEA," ujar Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito. 

Dalam kesempatan itu, ia bertemu dengan Asisten Wakil Menteri Kesehatan dan Perizinan Kementerian Kesehatan UEA (Kementerian Kesehatan UEA) Dr. Amin Hussain Al Amiri, Plt. Wakil Sekretaris Departemen Kesehatan (DoH) Abu Dhabi Dr. Jamal Alkaabi, CEO Group-42 (G-42) Mr. Peng Xiao. 

Baca Juga: Vaksin Buatan Sinovac Cina Harus Utamakan Kehalalan, HNW: Noted Bu Menteri

Kepala Badan POM Penny K Lukito. (DokL BPOM)
Kepala Badan POM Penny K Lukito. (DokL BPOM)

Mereka juga mengunjungi mengunjungi Vaccine Testing Center yang berlokasi di Abu Dhabi National Exhibition Center.

“Kami meninjau langsung pelaksanaan uji klinik vaksin Covid-19 di Vaccine Testing Center. Hal ini dilakukan untuk memastikan uji klinik tersebut dijalankan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan untuk mendukung data keamanan dan khasiat vaksin tersebut, ” jelas Penny.

Kandidat vaksin Covid-19 UEA ini telah mendapat izin Emergency Use Authorization (EUA) dari Regulator Pengawas Obat Republik Rakyat Tiongkok (RRT), yaitu National Medicines Products Administration (NMPA). Izin itu diberikan pada  Juli 2020 berdasarkan hasil uji klinik fase 1 dan 2 dan telah mendapatkan sertifikasi halal.

Hasil uji klinik tersebut juga telah dipublikasi di JAMA ( The Journal of American Medical Association). Dalam pertemuan dengan CEO Group-42 (G-42) Mr Peng Xiao, juga dibahas adanya kesempatan bagi Industri Farmasi di Indonesia untuk menjadi bagian dalam proses transfer teknologi produksi vaksin tersebut. 

Nantinya hal itu  bisa digunakan baik untuk di Indonesia maupun di ekspor ke negara lain.

Baca Juga: Waduh, AS Kehabisan Stok Monyet untuk Ujicoba Vaksin Covid-19

Hal tersebut dianggap baik, mengingat saat ini kesiapan industri vaksin di UEA belum tersedia dalam waktu dekat.

Sebagai informasi, selain vaksin Merah Putih yang dikembangkan Kemenristek bersama Lembaga Eijkman, saat ini juga ada vaksin Sinovac asal Tiongkok.  

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI