Jadi Tulang Punggung Keluarga, Lakukan 5 Hal Ini untuk Kelola Stres

Selasa, 01 September 2020 | 17:05 WIB
Jadi Tulang Punggung Keluarga, Lakukan 5 Hal Ini untuk Kelola Stres
Ilustrasi kelola stres bagi si tulang punggung keluarga. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 18 juta lansia dan 16 juta anak yang belum produktif. Artinya, ada lansia dan anak yang tidak punya pemasukan dan mereka ini menjadi tanggungjawab 185 juta jiwa penduduk usia produktif.

Penduduk yang produktif ini terancam sebagai generasi sandwich, yaitu generasi yang punya tanggung jawab finansial kepada generasi di atas dan di bawahannya.

Sebagai multiperan, generasi sandwich ini rentan alami stres karena cenderung lebih memprioritaskan atau mendahulukan orang lain daripada dirinya.

Agar tidak stres, tertekan, dan mudah sakit menjalani peran sebagai tulang punggung, psikolog Vera Itabiliana mengingatkan untuk melakukan beberapa hal sebagai berikut:

Baca Juga: 4 Masalah Kesehatan yang Muncul Akibat Stres, Apa Saja?

1. Utamakan self care

Meski lebih dulu mengutamakan anak dan orangtua bukan hal yang buruk, tapi ingat bahwa Anda juga harus peduli pada diri sendiri. Sebagai generasi sandwich yang menjadi andalan, jika terjadi sesuatu seperti sakit hingga dipecat dari pekerjaan, maka itu artinya Anda tidak bisa melindungi anak dan orangtua.

"Jadi me time, yang penting punya waktu untuk diri sendiri. Taking a break supaya ada jeda di antara kerusuhan mengurus semuanya," ujar Vera dalam diskusi webinar beberapa waktu lalu.

2. Berikan perlindungan diri

Jika generasi sandwich sakit, maka ia tidak bisa melindungi orang lain. Jadi, pastikan Anda mendapat perlindungan kesehatan dan memiliki tabungan masa depan, seperti asuransi kesehatan hingga asuransi aset simpanan.

Baca Juga: Stres Jadi Alasan Terbesar Kenapa Kita Suka Ngemil

"Bagaimana kalau sakit dipikirkan perlindungannya. Itu yang harus dipikirkan, ketika memperhatikan diri kita sendiri, itu juga demi kepentingan orang lain," terang Vera.

3. Buat skala prioritas

Biasanya, generasi sandwich saking sibuknya tidak bisa memikirkan apa yang penting harus dilakukan lebih dulu. Jadi jangan lagi mengabaikan skala prioritas jangka pendek atau jangka panjang.

"Itu perlu diklarifikasi, mana yang lebih penting, mana yang lebih urgent. Ada important dan urgent, importan not urgent, itu bisa dilakukan supaya nggak semuanya datang bareng, bisa kita atur," jelasnya.

4. Jadikan beban sebagai kekuatan

Terkadang, yang membuat masalah semakin terasa berat karena menganggap itu kewajiban itu sebagai beban. Coba jadikan itu sebagai sumber kekuatan. Anak tumbuh sehat membuat kita bahagia, dan membuat orangtua bangga terhadap apa yang kita lakukan, maka beban akan terasa ringan.

"Itu kekuatan untuk kita bisa tetap hidup dan kerja," jelasnya.

5. Cari dan manfaatkan dukungan

Merasa berjuang seorang diri memang sangat melelahkan, itulah kenapa beban harus dipikul bersama dan dibagikan pada orang lain, khususnya orang terdekat. Ceritakan kepada sahabat ataupun pasangan, dan jangan sungkan meminta bantuan jika dirasa tidak sanggup.

"Terakhir, realistis aja, sesuai kemampuan diri jangan memaksakan untuk melakukan semuanya sendiri. Kalau butuh bantuan, jangan sungkan untuk meminta," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI