Suara.com - Sekitar 150.000 pos pengamanan dibangun di Kota Wuhan, China demi memastikan pelajar bisa kembali ke sekolah dengan aman, tanda negara tersebut mulai bangkit dari pandemi Covid-19.
Dilansir ANTARA, sekitar 1,4 juta pelajar di Wuhan kembali ke sekolah dan Kementerian Keamanan Publik China (MPS) memperketat pengamanan dengan membangun pos pengamanan di sekitar sekolah dan kampus.
Otoritas pendidikan Kota Wuhan, Selasa (1/9/2020), menyebutkan 2.842 sekolahan, mulai taman kanak-kanak, sekolah dasar, hingga sekolah menengah, sudah kembali buka seperti sedia kala.
Selain itu, 83 perguruan tinggi di ibu kota Provinsi Hubei itu, yang terkena wabah COVID-19 paling parah hingga ditutup total (lockdown) selama 76 hari, juga akan mulai dibuka secara bertahap pada September setelah penyebaran virus benar-benar teratasi.
Baca Juga: Semangat Siswa Belajar Online di Balai Warga
Dengan pembukaan kembali sekolah, Wuhan sudah bisa mendeklarasikan kepada dunia atas kemampuannya memenangi pertempuran melawan COVID, tulis media resmi setempat.
Tujuh bulan yang lalu, Wuhan telah menciptakan beragam kenangan bagi masyarakat dengan penderitaan, cinta, dan tata kehidupan yang baru.
"Kami meninggalkan sekolah dan pulang ke kampung halaman pada 10 Januari. Lalu diam di rumah untuk mengambil kelas daring selama lebih dari enam bulan yang memang menjadi pengalaman baru, tapi tidak sebaik belajar di dalam kampus," kata Yan Jiarui, mahasiswa tingkat dua Wuhan University.
Sementara itu, MPS, yang bertanggung jawab atas keamanan publik di China dengan tugas yang sama dengan kepolisian, memperketat pengaman di sekitar kampus pada saat musim kembali ke sekolah pascawabah.
Pemerintah daerah dan sekolahan diinstruksikan mendirikan pos-pos keamanan untuk menjamin keamanan pelajar, terutama pada jam-jam sibuk, kata juru bicara MPS, Zhang Ming.
Baca Juga: WHO Kritik Negara yang Buka Pariwisata dan Sekolah Tanpa Rencana
"Hotel, rumah sewa, dan kafe internet di sekitar kampus harus bersih dari potensi bahaya dan berbagai persoalan terkait sekolah harus segera diselesaikan," ujarnya.