Suara.com - Baim Wong dilarikan ke klinik setelah mengalami saraf kejepit ketika olahraga angkat beban. Baim Wong mengaku sebelumnya pernah mengalami saraf kejepit dan sekarang kondisinya kembali kumat.
"Iya emang dulu pernah MRI 8 bulan lalu dan memang pernah ada saraf kejepit," ujar Baim Wong dalam vlog Youtube-nya Baim Paula.
Saraf terjepit terjadi ketika terlalu banyak tekanan diberikan ke saraf oleh jaringan di sekitarnya, seperti tulang, tulang rawan, otot atau tendon. Tekanan ini mengganggu fungsi saraf yang menyebabkan nyeri, kesemutan, mati rasa atau kelemahan.
Penyebab
Baca Juga: Angka Kematian Akibat Virus Corona Indonesia Masih Tinggi Sedunia
Saraf terjepit bisa terjadi ketika terlalu banyak tekanan (kompresi) diberikan ke saraf oleh jaringan di sekitarnya.
Dalam beberapa kasus dilansir dari Mayo Clinic, jaringan ini mungkin berupa tulang atau tulang rawan, seperti pada kasus hernia diskus tulang belakang yang menekan akar saraf.
Tapi, ada sejumlah kondisi yang bisa menyebabkan jaringan menekan saraf, seperti cedera, radang sendi, stres karena pekerjaan yang berulang, olahraga dan kegemukan.
Saraf kejepit yang terjadi dalam waktu singkat, biasanya tidak akan menyebabkan kerusakan permanen. Setelah tekanan berkurang, fungsi saraf kembali normal.
Jika saraf kejepit berkelanjutan, maka Anda bisa mengalami nyeri kronis dan kerusakan saraf permanen.
Baca Juga: Ngeluh Sakit Kepala, Warga Inggris Ternyata Positif Virus Corona
Gejala
Adapun gejala saraf terjepit meliputi:
1. Mati rasa atau berkurangnya sensasi di area yang disuplai oleh saraf
2. Nyeri tajam, nyeri atau terbakar yang mungkin menjalar ke luar
3. Kesemutan
4. Kelemahan otot di area yang terkena
5. Sering merasa kaki atau tangan lemas
Umumnya, masalah saraf kejepit akan leih buruk saat Anda sedang tidur.