Studi: Obesitas Tingkatkan Kematian Akibat Covid-19 hingga 50 Persen

Senin, 31 Agustus 2020 | 13:02 WIB
Studi: Obesitas Tingkatkan Kematian Akibat Covid-19 hingga 50 Persen
Ilustrasi perempuan mengalami obesitas. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Obesitas dapat meningkatkan risiko keparahan akibat Covid-19 sebanyak dua kali lipat dan meningkatkan risiko kematian hampir 50 persen. Hal ini dinyatakan oleh para peneliti dari University of North Carolina.

Melansir dari Independent, masalah kesehatan yang terkait dengan obesitas adalah penyakit jantung, diabetes, hingga darah tinggi. Penyakit-penyakit tersebut memiliki kontribusi dalam memperparah kondisi pasien Covid-19. 

Melalui data penelitian global, para peneliti di University of North Carolina menyatakan bahwa orang obesitas dengan Indeks Massa Tubuh (BMI) lebih dari 30, 113 persen lebih mungkin dirawat di rumah sakit akibat Covid-19. 

Sebanyak 74 persen pasien Covid-19 obesitas yang dirawat di rumah sakit harus ditempatkan di unit perawatan intensif. Sementara risiko kematian bagi mereka meningkat 48 persen daripada orang yang tidak obesitas. 

Baca Juga: FDA Percepat Penelitian Vaksin Covid-19, Gara-gara Donald Trump?

Kondisi kesehatan lain yang disebabkan oleh obesitas adalah perubahan metabolisme, seperti resistensi insulin, peradangan, dan glukosa yang tidak terkontrol. Hal ini juga membuat pasien lebih sulit melawan infeksi.

“Semua faktor ini dapat memengaruhi metabolisme sel kekebalan yang menentukan bagaimana tubuh merespons patogen, seperti virus corona SARS-CoV-2,” kata rekan penulis Melinda Beck, profesor nutrisi di Gillings School of Global Public Health.

Ilustrasi lelaki mengalami obesitas. (Shutterstock)
Ilustrasi lelaki mengalami obesitas. (Shutterstock)

“Orang dengan obesitas juga lebih mungkin mengalami penyakit fisik yang membuat melawan penyakit ini lebih sulit, seperti sleep apnea yang meningkatkan hipertensi paru,” imbuhanya. 

Dokter Beck juga menambahkan bahwa fungsi vaksin bisa berubah pada orang-orang obesitas. 

“Kami tidak mengatakan bahwa vaksin tidak akan efektif pada populasi dengan obesitas, tetapi obesitas harus dianggap sebagai faktor pengubah vaksin," kata Beck.

Baca Juga: Pegawai KPK Kembali Bekerja dari Rumah Selama Tiga Hari Mendatang

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI