Ia mengunjungi hipnoterapis Russell Hemmings yang melatihnya menggunakan terapi perilaku kognitif dan hipnoterapi dengan harapan membantunya mengatasi fobianya.
Pada sesi pertama, terapis hanya berbicara dengan cara yang sangat santai dan meminta Jenny untuk mencoba lima buah yang berbeda.
![Aneka buah dan sayuran. [shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/02/24/88739-aneka-buah-dan-sayuran.jpg)
"Saya memasukkan sepotong nanas ke dalam mulut dan tidak bisa mempercayai rasanya. Rasanya enak dan aku berkata aku tidak percaya aku menunggu begitu lama untuk memakannya," ujarnya.
Selama sesi tersebut, dia juga mencoba mangga dan apel. Setelah beberapa sesi lagi, Russell memasak ikan dan sayuran segar. Jenny sempat khawatir untuk mencobanya, tetapi kemudian setelah beberapa kali mencicipi, ia justru ketagihan.
Setelah berhasil pulih dari fobia, Jenny ingin mengembangkan keterampilan memasaknya, bahkan berencana menanam sayurannya sendiri di rumah.
Terapis Russell Hemmings yang mengkhususkan diri dalam mengobati gangguan kecemasan, depresi dan berat badan, mengatakan bahwa kecemasan makan sering dikaitkan dengan apa yang terjadi saat masa kanak-kanak.
Sehingga makanan tertentu dapat memicu emosi dan tanggapan negatif.
"Saat menangani keengganan makanan, respons fobia saat makanan diperkenalkan juga dapat menyebabkan perasaan jijik. Keengganan makanan dapat tumbuh sangat kuat, dan sayangnya, dapat bertahan seumur hidup," jelasnya.
Hemmings mengatakan, dia menggunakan pendekatan tiga cabang dalam proses terapi.
Baca Juga: Tips Mengatasi Fobia Naik Pesawat Terutama di Masa Pandemi
Salah satunya, perilaku kognitif hipnoterapi untuk mengatur ulang respons Jenny sehingga tidak lagi takut pada makanan tertentu.