Tiongkok Mulai Produksi Massal Vaksin Virus Corona Covid-19!

Jum'at, 28 Agustus 2020 | 19:27 WIB
Tiongkok Mulai Produksi Massal Vaksin Virus Corona Covid-19!
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sinovac Biotech, Tiongkok telah mulai memproduksi kandidat vaksin yang ampuh melawan virus corona Covid-19. Kini, Tiongkok pun sedang beralih ke tahap produksi massal.

Produksi vaksin Sinovac ini berlangsung di pabrik baru Beijing dengan kapasitas tahunan sekitar 300 juta dosis. Sinovac Biotech sendiri telah menyetujui untuk memasok 40 juta dosis vaksin ke Bio Farma, sebuah perusahaan milik negara Indonesia antara November 2020 hingga Maret 2021.

Dilansir dari asia.nikkei.com, Sinovac Biotech mulai membangun pabrik untuk produksi vaksin dalam jumlah besar ini pada akhir Maret 2020 dan menyelesaikan proyeknya pada Juli 2020.

Perusahaan milik China itu memulai uji klinis tahap 3 pada vaksinnya di Indonesia mulai bulan ini dan di Brasil selama Juli 2020.

Baca Juga: Pria Lansia yang Lebih Berisiko Minggal Jika Terserang Virus Corona

CanSino Biologics, pembuat obat di China juga akan membangun pabrik untuk kandidat vaksin virus corona Covid-19 di samping pabrik yang ada di kota Tianjin.

Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)

Pabrik CanSino Biologics itu dijadwalkan akan mulai beroperasi tahun depan dengan kapasitas tahunan 100 juta hingga 200 juta dosis vaksin.

CanSino juga berencana melakukan uji coba vaksin tahap akhir di Kanada dan Arab Saudi. Tapi, perusahaan belum mengungkapkan batas waktu untuk komersialisasi.

CanSino memenangkan paten vaksin dari otoritas China pada 11 Ahustus 2020. Mereka juga menjadi perusahaan pertama yang melakukannya di China.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan 31 kandidat vaksin sedang menjalani uji klini. Bersamaan dengan pengembang China, Moderna yang berbasis di AS dan mitra Inggris AstraZeneca dan Universitas Oxford melakukan pengujian.

Baca Juga: Peneliti Ungkap Tipe Virus Corona di Indonesia Bukan yang Paling Agresif

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI