Suara.com - Indonesia kehilangan salah satu desainer muda terbaiknya. Barli Asmara dikabarkan meninggal dunia, kemarin (27/8/2020) akibat radang otak.
Sebelum meninggal dunia, Barli Asmara sempat menjalani perawatan di ICU rumah sakit di Bali. Ia juga baru pindah ke Bali sebulan lalu.
"(Meninggal karena), radang otak kena virus Toxo," kata Mutia Wisnu melalui pesan singkat, Kamis (27/8/2020).
Kabar duka itu terasa mendadak. Barli selama ini terlihat sangat sehat di setiap penampilannya. Berkaca dari kasus Barli, bisakah radang otak disembuhkan?
Dilansir laman Johns Hopkins Medicine, radang otak atau juga disebut ensefalitis disebabkan oleh infeksi atau respons autoimun. Peradangan menyebabkan otak membengkak, yang dapat menyebabkan sakit kepala, leher kaku, kepekaan terhadap cahaya, kebingungan mental, dan kejang.

Ensefalitis menyerang 10–15 orang per 100.000 setiap tahun, dengan lebih dari 250.000 pasien didiagnosis dalam dekade terakhir saja di A.S. Kondisi ini dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada orang yang lebih muda.
Anda harus segera menemui dokter jika Anda mengalami gejala yang mungkin tidak mengganggu saat itu. Diagnosis dan pengobatan yang tepat waktu adalah kunci keberhasilan pemulihan dari ensefalitis.
Kunci untuk bertahan hidup dari ensefalitis adalah deteksi dini dan pengobatan yang efektif untuk penyebab yang mendasari. Tim spesialis yang bekerja sama merupakan faktor penting dalam perawatan yang optimal.
Pasien ensefalitis mungkin memerlukan perawatan di ICU sehingga penyedia layanan kesehatan dapat mengawasi kejang, pembengkakan otak, gagal napas, atau perubahan irama jantung.
Baca Juga: Mengenang Sosok Barli Asmara, Intip Kembali 5 Potret Liburannya Berikut Ini
Perawatan ensefalitis tergantung pada penyebab dan gejala yang mendasari, dan mungkin termasuk: