Suara.com - Pembelajaran jarak jauh (PJJ) menjadi solusi kegiatan belajar mengajar ketika sekolah tatap muka tidak dianjurkan, akibat pandemi Covid-19 yang menyerang dunia.
Sayangnya, belum semua anak di dunia bisa menikmati PJJ. Bahkan data Dana Anak-anak PBB (UNICEF) mengatakan, ada sekitar 463 anak di dunia yang tidak memiliki televisi, radio, atau internet untuk bisa mengikuti PJJ.
Dilansir VOA Indonesia, ada sekitar 1,5 miliar anak-anak yang terpaksa tidak dapat mengikuti pelajaran di kelas karena pandemi.
UNICEF menyatakan 49 persen anak-anak di kawasan sub-Sahara Afrika tidak dapat mengakses PJJ apapun.
Di Afrika Barat dan Tengah angkanya adalah 48 persen, dan di Afrika Utara serta Timur Tengah angkanya adalah 40 persen.
Lebih dari 200 juta anak-anak di Asia Selatan, Asia Timur, dan kawasan Pasifik tidak mampu melanjutkan pendidikan di luar ruang kelas mereka.
"Banyaknya anak-anak yang pendidikannya terputus sama sekali selama berbulan-bulan merupakan situasi darurat pendidikan global," kata Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta Fore.
"Dampaknya dapat dirasakan dalam bidang ekonomi dan kemasyarakatan dalam beberapa dekade mendatang," lanjutnya.
Di Myanmar, seluruh tiga juta orang yang tinggal di negara bagian Rakhine yang rusuh menjalani situasi hampir sepenuhnya lockdown dengan meningkatnya jumlah kasus baru Covid-19.
Baca Juga: Anak Bertubuh Pendek Sudah Pasti Stunting, Benarkah?
Sebagian besar, dari 100 lebih kasus baru yang dilaporkan di Myanmar dalam beberapa hari ini, ditemukan di Rakhine, di mana fasilitas layanan kesehatan tidak memenuhi standar dan sangat terbatas jumlahnya.