Suara.com - Ketika berbicara mengenai depresi, kita selalu berasumsi bahwa depresi terkait dengan keadaan murung yang pada akhirnya membuat pengidapnya susah makan hingga susah tidur. Namun ternyata, banyak makan dan banyak tidur juga bisa menjadi tanda seseorang mengalami depresi.
Dikatakan seorang konsultan psikiater sekaligus pelatih kesehatan, Dr Era Dutta, M.B.B.S, M.D, ada sebuah versi dari depresi fungsi tinggi yang disebut depresi atipikal.
Era bercerita bagaimana seorang pekerja berusia berusia 22 tahun yang memiliki karir cemerlang di sebuah perusahaan multinasional telah didiagnosis mengidap depresi atipikal.
“Dilaporkan bahwa ia lebih memilih untuk tidur sepanjang hari dan makan berlebihan. Dia bilang dia merasa lelah sepanjang waktu, seperti seluruh tubuhnya berat, bahkan setelah tidur sepanjang hari. Dia telah menjadi sangat sensitif jika teman-temannya tidak akan memanggil dia untuk jalan-jalan atau jika sahabatnya tidak menjawab telepon,” kata Dr Era.
Baca Juga: Jangan Ragu Curhat, Nyatanya Bisa Menghindari Gejala Depresi
Dr Era mengatakan bahwa telah terjadi peningkatan cukup tajam dalam jumlah pengidap “depresi atipikal” terutama di kalangan anak muda. Depresi atipikal sendiri ditandai dengan beberapa hal, seperti berikut suaradotcom rangkum dari Zeenews.com
- Tidur terlalu banyak (hipersomnia)
- Meningkatnya nafsu makan dan berat badan
- Memiliki reaksi lebih intens atau peningkatan kepekaan terhadap penolakan, sehingga memiliki masalah dengan hubungan sosial dan pekerjaan
- Memiliki perasaan terbebani.
Dr. Era mengatakan, sayangnya banyak dari mereka yang menambah berat badan karena tidur sepanjang hari dan makan berlebih akan mendapat gelar “pemalas”.
Sebenarnya seseorang yang mencoba untuk mengisi hari hanya dengan tidur, menghindari orang lain, terlalu sensitif dan makan berlebihan, merupakan seseorang yang perlu diajak bicara karena diduga mereka menderita depresi atipikal dan memerlukan bantuan segera.