Suara.com - Desainer kondang Barli Asmara meninggal dunia akibat radang otak terkait virus toxoplasma kemarin, Kamis (27/8/2020) di Bali.
Sebelum meninggal dunia, Barli Asmara sempat menjalani perawatan di ICU rumah sakit di Bali. Ia juga baru pindah ke Bali sebulan lalu.
"(Meninggal karena), radang otak kena virus Toxo," kata Mutia Wisnu melalui pesan singkat, Kamis (27/8/2020).
Ensefalitis atau radang otak adalah kondisi yang ditandai dengan munculnya peradangan pada jaringan otak akibat adanya infeksi virus.
Baca Juga: Positif Corona, Penyidik KPK Novel Baswedan Sempat Demam dan Batuk
Berbeda dengan penyakit lainnya, radang otak bukanlah penyakit yang umum terjadi. Artinya dilansir dari Hello Sehat, tidak semua orang berisiko menderita radang otak.
Kelompok orang yang dianggap paling berisiko terkena radang otak adalah anak-anak, orang lanjut usia (lansia) dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
Namun, Anda bisa menghindari kemungkinan terserang penyakit ini dengan mengurangi faktor risikonya.
Adapun beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang menderita radang otak, antara lain:
1. Usia
Baca Juga: Penyakit Mata Meningkat Selama Pandemi Virus Corona, Begini Mencegahnya
Kelompok anak-anak kecil dan lansia lebih rentan mengalami radang otak. Kondisi ini juga memengaruhi kelompok orang antara usia 20-40 tahun.
2. Sistem kekebalan tubuh lemah
Orang dengan HIV/AIDS atau mengonsumsi obat yang berisiko melemahkan sistem imun bisa mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh. Pada akhirnya, kondisi ini akan meningkatkan risiko radang otak.
3. Wilayah geografis
Orang yang tinggal di daerah banyak nyamuk atau kutu pembawa virus bisa meningkatkan risiko radang otak.