Suara.com - Sebuah penelitian baru membuktikan jika lelaki lebih rentan terinfeksi Covid-19 dan berisiko mengalami gejala Covid-19 yang lebih berat dibanding perempuan. Ini karena lelaki memiliki respons kekebalan tubuh yang lebih lemah.
Mengutip Daily Mail, Kamis (27/8/2020), para peneliti menemukan lelaki lebih buruk dalam memproduksi sel kekebalan tubuh untuk membunuh virus dan melawan peradangan akibat penyakit. Sedangkan kekebalan tubuh pada perempuan lebih kuat seiring bertambahnya usia.
Tim Universitas Tale, New Haven, Connecticut, berpendapat dengan temuan ini, maka kemungkinan adanya intervensi vaksin dan perawatan yang berbeda diberikan antara lelaki dan perempuan.
"Kami sekarang memiliki data yang jelas menunjukkan kekebalan tubuh pada pasien Covid-19 berbeda berdasarkan jenis kelamin. Perbedaan ini dapat jadi dasar mengapa lelaki lebih rentan terhadap penyakit," ujar peneliti Dr. Akiko Iwasaki, Profesor Imunologi Yale University School of Medicine.
Baca Juga: Hampir Mirip, Begini Cara Bedakan Batuk Demam akibat Flu dengan Covid-19
Penelitian yang dipublikasi dalam jurnal Nature ini dilakukan dengan cara mengamati 17 lelaki dan 22 perempuan positif Covid-19, dan dirawat Rumah Sakit Yale, New Haven, selama periode 18 Maret hingga 9 Mei.
Pada awal terinfeksi, pasien lelaki cenderung mengalami inflamasi atau badai sitokin yang lebih banyak dibandingkan pasien perempuan. Badai sitokin ini merupakan reaksi berlebihan yang dilakukan tubuh, karena sitokin tidak hanya bekerja untuk melawan virus tapi menyerang sel dan jaringan sehat tubuh sendiri.
Badai sitokin sendiri memicu gangguan pernapasan, gagal organ multi sistem, hingga kematian. Sedangkan pada perempuan, ditemukan justru mampu menghasilkan lebih banyak sel T, sejenis sel darah putih yang mampu mengikat dan membunuh sel yang terinfeksi virus.
Namun respon sel T pada lelaki cenderung kurang kuat dan mempengaruhi tingkat keparahan terhadap penyakit. "Ketika (lelaki) menua, mereka kehilangan kemampuan untuk merangsang pembentukan sel T," tutur Iwasaki.
"Jika orang gagal membuat sel T, merekalah yang buruk dalam menghadapi penyakit. Namun perempuan yang lebih tua hingga 90 tahun, mereka masih menghasilkan respon kekebalan tubuh yang baik," lanjutnya.
Baca Juga: Lebih Cepat Antisipasi, Gejala Covid-19 Bisa Diprediksi
Sementara itu, di seluruh dunia, lelaki menyumbang 60 persen kematian akibat Covvid-19, masing-masing negara juga melaporkan hal serupa. Mempelajari respon tubuh 17 juta orang dewasa, Inggris menemukan lelaki dihadapkan risiko dua kali lipat kematian akibat virus dibandingkan perempuan. Sedangkan data dari China menunjukkan 2/3 pasien yang meninggal adalah lelaki.