Pada Minggu, pihak berwenang memperluas aturan jarak sosial level-2 ke semua wilayah yang awalnya diberlakukan hanya di Ibu Kota Seoul dan melarang pertemuan dengan 10 orang atau lebih.
Sementara itu dilansir Channel News Asia, aksi mogok kerja pada Rabu (26/8) ini memaksa lima rumah sakit umum besar negara itu membatasi jam kerja dan menunda sejumlah jadwal operasi.
Awal pekan ini, para dokter mencapai kesepakatan dengan pemerintah untuk menangani pasien virus corona, namun gagal menemukan kompromi terkait permasalahan yang lebih luas.
"Pemerintah saat ini tak punya pilihan selain mengambil tindakan hukum yang diperlukan seperti perintah untuk membuka jam praktik agar tidak membahayakan nyawa dan keselamatan warga," ujar Menteri Kesehatan Korsel, Park Neung-hoo.
"Kami mendesak semua tenaga training dan semua dokter untuk segera kembali bekerja," sambungnya.
Park menyebut Asosiasi Medis Korea (KMA) dan Asosiasi Penduduk Intern Korea (KIRA) telah menolak beberapa tawaran pemerintah.
Dalam sebuah pertanyaan, KMA mengatakan komunitas medis selalu terbuka untuk segala kemungkinan dalam diskusi dengan para pemerintah, dan para dokter enggan melakukan aksi mogok.
"Kami dengan tulus ingin kembali. Kmai meminta warga untuk mendengarkan suara kami sehingga kami dapat bertemu dengan pasien secepat mungkin," ujar pernyataan KMA.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Korsel Desak Dokter Batalkan Aksi Mogok Kerja