Suara.com - Jika banyak orang bakal menutupi alergi kulit karena merasa malu, tapi tidak dengan Emma Aldenryd.
Remaja berusia 18 tahun ini menggunakan penyakit kulitnya, dermatographia, sebagai seni tubuh.
Mengutip Odditycentral, Selasa (25/8/2020) penyakit kulit yang dialami Emma akan membuat kulitnya memerah dan menebal karena goresan pensil.
Setelah goresan pensil menghilang, setelah 30 menit bekas goresan itu tercetak persis seperti bentuk goresan.
Baca Juga: Pentas di Tengah Pandemi, Didik Nini Thowok: Tidak Bisa Tampil Loss
Remaja asal Denmark itu memanfaatkannya sebagai wadah seni tubuh, ia akan mengambar atau mengukir tulisan di tubuhnya, lalu memotret reaksi pembengkakan di tubuhnya, sehingga menunjukkan bentuk yang artistik.
"Saya memulai dengan gambar yang cukup acak seperti kumpulan kata yang terlintas di benak saya," ujar Emma di akun instagramnya.
Emma sendiri baru mengetahui kondisinya sejak 3 tahun lalu. Orang-orang yang melihat kondisinya memang banyak yang khawatir dampaknya bisa sangat menyiksa.
Tapi uniknya masalah kulit Emma tidak pernah sangat menyiksa hanya sebatas gatal yang bisa ia atasi.
"Banyak orang mempertanyakan apakah itu sakit, tapi dermatografiku tidak pernah sakit. Saya mendapatkan beberapa reaksi liar dan beberapa orang mengira saya sedang sekarat," tutur Emma.
Baca Juga: Deretan Kematian Warga Kulit Hitam yang Tuai Protes Besar di AS
Selain gatal, kondisi langka pada kulitnya itu sama sekali tidak mempengaruhi kehidupannya.
Ia memang diresepkan obat antihistamin untuk mengurangi rasa gatal, tapi akibatnya ia tidak bisa melakukan seni tubuh.
Emma memang hanya menggunakan pensil untuk mengukir seni di tubuhnya, membagikan hasilnya di akun instagram, dan mendapatkan respon yang positif.
Dermatografia sendiri adalah sejenis reaksi alergi di mana tubuh melepaskan histamin yang berlebihan lalu menyebabkan kapiler kulit membengkak dan berbekas.