Suara.com - Kasus tenaga kesehatan yang positif terinfeksi virus Corona Covid-19 juga terjadi di Batam. Akibatnya, puskemas tempat pasien bekerja harus ditutup.
Dilansir ANTARA, Puskesmas Tiban Baru di Kota Batam Kepulauan Riau ditutup setelah sejumlah tenaga kesehatan yang bertugas di puskesmas tersebut dinyatakan COVID-19.
"Puskesmas ditutup, di Tiban Baru," kata Wali Kota Batam Muhammad Rudi di Batam, Senin (24/8/2020).
Dalam keterangan yang diberikan Satuan Tugas COVID-19, tercatat setidaknya delapan orang tenaga medis dari Puskesmas yang dinyatakan positif terpapar virus corona dalam beberapa hari terakhir.
Baca Juga: PNS Kementerian Perhubungan Ditangkap Bawa Sabu 3.090 Gram di Batam
Sayangnya, dalam keterangan tidak disebutkan nama-nama Puskesmas tempat tenaga kesehatan itu mengabdi.
Dari delapan tenaga kesehatan puskesmas positif, dua orang diantaranya adalah dokter berusia 47 tahun dan 24 tahun. Kemudian tiga orang bidan berusia 26 tahun, 27 tahun, dan 28 tahun, serta tiga orang perawat masing-masing berusia 33 tahun.
Dalam keterangan juga disebutkan, tujuh dari delapan orang tenaga kesehatan itu terkait dalam penelusuran kontak erat yang sama.
Kasus 471, 472, 474, 477, dan 478 adalah kontak erat terkonfirmasi positif 426 dan 428 yang merupakan dokter dan bidan di Puskesmas Tiban Baru.
Sementara itu, hingga Senin sore tercatat 480 orang terpapar virus corona di Batam, 338 orang diantaranya sembuh dan discarded, 28 orang meninggal, serta 114 orang lainnya masih dalam perawatan sejumlah rumah sakit rujukan.
Baca Juga: 50 Tenaga Kesehatan di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Isolasi Mandiri
Bulan lalu, presiden Joko Widodo menyebut puskesmas merupakan garda terdepan penanganan masalah kesehatan.
Oleh karena itu selama pandemi Covid-19, puskemas di seluruh Indonesia wajib diperkuat.
"Saya minta fasilitas kesehatan di tingkat pertama yaitu Puskesmas harus diperkuat," ujar Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut sebanyak 10.134 Puskesmas di Indonesia. Dari jumlah tersebut, di antaranya 4.000 puskemas yang memiliki fasilitas rawat inap dan 4.483 dokter praktik serta klinik-klinik pratama yang melayani Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
"Karena kita punya 10.134 di seluruh tanah air dan 4.000 di antaranya adalah puskesmas dengan fasilitas rawat inap, selain itu ada 4.483 dokter praktik keluarga," ucap dia.
Karena itu, Jokowi meminta fasilitas kesehatan seperti Puskesmas dan jaringannya untuk diaktifkan menjadi simpul untuk pengujian sampel dan penelusuran Covid-19. Selain itu, juga bisa memantau orang dalam pemantauan (ODP) dan orang tanpa gejala (OTG).
"Ditambah klinik-klinik pertama yang melayani JKN ini betul-betul perlu diaktifkan sehingga puskesmas dan jaringannya bisa diaktivasi menjadi simpul dalam pengujian sampel, pelacakan dan penelusuran kasus covid di wilayah itu juga menjadi simpul pemantauan ODP maupun OTG," katanya.