Suara.com - Virus corona Covid-19 terus memberikan fakta baru di tengah para ilmuwan. Penyakit ini juga disebut masih meninggalkan gejala bahkan saat virus telah sepenuhnya hilang.
Melansir dari Express, setidaknya ada dua macam gejala yang bertahan lama pada pasien, yakni kelelahan dan merasa linglung atau kebingungan.
Para dokter mengingatkan bahwa kedua gejala tersebut bisa berujung serius, yakni sondrom kelelahan kronis. Pasien yang mengalami kelelahan kronis atau myalgic encephalomyelitis bisa ambruk atau mengalami kelelahan ekstrem, bahkan saat melakukan aktivitas normal dan sederhana.
Orang-orang dengan sindrom kelelahan bisa merasa pusing atau lemah ketika berdiri terlalu cepat dan merasa kesulitan berpikir jernih. Bahkan, beberapa pasien bisa terbaring di tempat tidur selama beberapa hari atau minggu. Tidur dan istirahat cukup tetap tidak membantu bagi penderita sindrom ini.
Baca Juga: Gara-gara Ngeyel Tetap Main Badminton, Belasan Temannya Kena Covid-19
"Ada pembicaraan di komunitas medis tentang penyakit mirip sindrom kelelahan kronis yang bisa terjadi setelah virus corona," kata Dr. Nate Favini, pimpinan medis di Forward.
"Sayangnya, akan ada sekelompok kecil orang yang berpotensi mengalami kondisi ini dan gejalanya bisa berlangsung selama bertahun-tahun," imbuhnya.
Meskipun para peneliti baru mulai mempelajari hubungan antara kelelahan kronis dan virus corona baru penyebab Covid-19, mereka memiliki beberapa petunjuk masa lalu dari pasien SARS (infeksi virus corona lain) juga mengalami gejala tersebut. Tak hanya itu, sindrom kelelahan juga dapat dipicu oleh penyakit menular seperti penyakit Lyme atau virus Epstein-Barr.
Berdasarkan apa yang diketahui dokter selama ini, penggumpalan darah mungkin menjadi salah satu penyebab beberapa pasien COVID-19 merasa lelah. Respon imun yang agresif terhadap virus juga bisa memicu peradangan pada tubuh yang merusak jaringan sehat.
"Kami pikir sistem kekebalan dasar orang bisa memprediksi siapa yang akan mengalami kelelahan kronis," Dr Frances Williams, seorang ahli reumatologi dan profesor epidemiologi genom di King's College London.
Baca Juga: Sering Dikritik Media Asing soal Corona, Jokowi Pesan Ini ke Kabinetnya
Hubungan antara kelelahan kronis dan pasien Covid-19 memberikan peringatan tentang efek jangka panjang dari pandemi yang berpotensi menghancurkan sistem kesehatan secara umum.