Akhirnya, AS Izinkan Plasma Darah untuk Pengobatan Covid-19

Vania Rossa Suara.Com
Senin, 24 Agustus 2020 | 11:16 WIB
Akhirnya, AS Izinkan Plasma Darah untuk Pengobatan Covid-19
Ilustrasi plasma darah hasil donor. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan atau FDA Amerika Serikat mengatakan pihaknya mengizinkan penggunaan plasma darah dari pasien yang sudah sembuh dari Covid-19 sebagai pengobatan penyakit tersebut.

Hal itu disampaikan pada Minggu (23/8/2020), sehari setelah Presiden Donald Trump menyalahkan FDA karena menghalangi peluncuran vaksin dan obat Covid-19 demi alasan politik.

Pengumuman "otorisasi penggunaan darurat" oleh FDA juga datang menjelang Konvensi Nasional Partai Republik, di mana Trump akan dicalonkan untuk memimpin partainya kembali selama empat tahun.

Dilansir dari Reuters, sehari sebelum pengumuman FDA, Trump mencolek Komisaris FDA Stephen Hahn di akun Twitter dan mengatakan, "Deep state (jaringan rahasia di kalangan pejabat) atau siapa pun di FDA sedang sangat mempersulit produsen obat untuk membiarkan pihak lain menguji vaksin dan obat. Jelas, mereka berharap dapat menunda jawaban sampai setelah 3 November. Harus fokus pada kecepatan dan keselamatan nyawa!"

Baca Juga: Ragu Sakit Covid-19 atau Bukan? Ketahui Gejala Awal yang Sering Muncul

Trump mengumumkan konferensi pers pukul 21.30 GMT, Minggu (23/8/2020). Ia sepertinya akan mengumumkan hal ini. FDA, yang terlihat tergesa-gesa dengan pengumuman pada Minggu, menyebutkan bukti awal menunjukkan plasma darah mampu mengurangi angka kematian dan meningkatkan kesehatan pasien ketika diberikan dalam tiga hari pertama dirawat di rumah sakit. Belum diketahui pasti apa yang bakal menjadi dampak langsung dari keputusan ini.

"Sepertinya bahwa produk itu aman dan kami nyaman dengan itu, dan kami terus melihat sinyal keamanan yang tidak mengkhawatirkan," kata Peter Marks, direktur Center for Biologics Evaluation and Research (CBER) FDA saat panggilan konferensi dengan awak media, dikutip dari Antara.

Pihaknya juga mengaku telah menetapkan ini sebagai prosedur yang aman dalam analisis terhadap 20.000 pasien, yang mendapat pengobatan ini. Hingga kini 70.000 pasien telah diobati dengan menggunakan plasma darah, menurut FDA.

Pasien yang paling diuntungkan dari pengobatan ini adalah mereka yang berusia di bawah 80 tahun dan mereka yang tidak menggunakan alat pernapasan, lanjutnya. Pasien tersebut memiliki 35 persen tingkat kelangsungan hidup lebih baik sebulan usai menerima pengobatan.

Direktur FDA Stephen Hahn mengatakan Trump belum berbicara dengannya atau FDA dan tidak berperan dalam keputusannya untuk membuat pengumuman pada Minggu.

Baca Juga: Cegah Infeksi, Ilmuwan Rancang Reseptor Palsu untuk 'Menarik' Virus Corona

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI