Suara.com - Perempuan berisiko mengalami vagina kendur pasca melahirkan bayi dengan bobot di atas rata-rata. Apa saja risikonya?
Ada juga cara perawatan sariawan agar cepat sembuh serta pengembangan obat Covid-19 dari sel serangga.
Simak berita kesehatan menarik lainnya dari Suara.com hari ini, Minggu (23/8/2020).
1. Lahirkan Bayi Berbobot 4 Kilogram, Ibu Berisiko Alami Vagina Kendur
Baca Juga: Cara Mengatasi Masalah Vagina Kendur Karena Melahirkan
Melahirkan bayi dengan bobot 4 kilogram secara normal merupakan anugerah bagi para ibu. Namun, adakah efek sampingnya bagi vagina?
Pakar mengatakan faktor berat badan bayi yang belebih bisa jadi pertimbangan memilih proses melahirkan secara caesar.
2. Bukan Vitamin C, Begini Cara Obati Sariawan Agar Cepat Sembuh
Apa yang akan Anda cari ketika sariawan? Suplemen atau minuman dengan kandungan vitamin C tinggi bukan?
Baca Juga: Efek Samping Remas Payudara dan 4 Berita Kesehatan Menarik Lainnya
Padahal, saat sariawan kita harus menghindari makanan asam dan pedas.
3. China Kembangkan Vaksin Covid-19 dari Sel Serangga, Apa Keuntungannya?
China kembali membuat terobosan dalam penelitian vaksin Covid-19, dengan menggunakan sel serangga. Penelitian ini bertujuan membuat vaksin dalam skala besar dengan biaya lebih murah.
Dilansir ANTARA, China menyetujui uji klinis pada manusia dari calon vaksin COVID-19 yang dibudidayakan dalam sel serangga, kata pemerintah Kota Chengdu, Sabtu (22/8) waktu setempat.
4. Kenali Gejala Diabetes Tipe 2, Bisa Ditandai Perubahan Kondisi Lidah
Diabetes tipe 2 sering kali disadari ketika sudah cukup parah. Namun menurut Cleveland Clinic, tanda diabetes tipe 2 bisa dilihat dari lidah.
"Mulut atau lidah yang terasa terbakar bisa menjadi tanda peringatan diabetes," catat Cleveland Clinic. Hal tersebut bisa disebabkan kerena sariawan atau indeksi jamur pada mulut dan lidah.
5. Konsumsi 4 Bahan Alami ini Bisa Cegah Pembekuan Darah Pasien Covid-19
Infeksi virus corona dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk pembekuan darah pada sebagian besar pasien yang kritis. Kasus seperti ini pertama kali ditemukan oleh dokter dari Kota New York dan Paris.
Karenanya, dokter menyarankan terapi antikoagulan (pengobatan dengan pengencer darah) untuk pasien Covid-19 yang kritis.