Suara.com - Nama Ivan Gunawan seketika menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah cuplikan video podcast Deddy Corbuzier tersebar pada Sabtu (22/8/2020) kemarin.
Dalam tayangan tersebut, tampak Ivan Gunawan berdebat dengan Deddy masalah olahraga kardio dan squat.
"Pantat gue bagus, Ded, karena gue squat," kata Ivan Gunawan.
"Eh, maaf ya. Yang latihan cardio dan squat itu cewek," ujar Deddy Corbuzier.
Baca Juga: Sering Tidak Disadari, Waspadai 5 Tanda Toxic Relationship Berikut Ini
"Ya terus kenapa?" balas Ivan Gunawan.
Deddy Corbuzier pun menambahkan, "Cowok enggak cardio sama squat."
Mendengar hal ini, Ivan kesal dan menganggap sang presenter terlalu mengotak-ngotakkan perempuan dan laki-laki.
"Yang pakai eyeliner itu cewek lo, Ded. Yang pakai eyeshadow itu cewek. Lu mau ngomong apa lu?" balas Ivan tidak mau kalah.
Jawaban sang desainer itu pun langsung dipuji oleh warganet, salah satunya oleh akun @skipberat. Ia menilai Ivan telah mematahkan toxic masculinity.
Baca Juga: Tidak Hanya Pacar, Hubungan Orangtua dan Anak juga Bisa Toxic lho!
"Ivan Gunawan ended toxic masculinity and shutting down Deddy Corbuzier in less than a minute (Ivan Gunawan mematikan maskulinitas beracun dan bikin Deddy Corbuzier terdiam kurang dari satu menit)," cuitnya.
Sifat maskulin diidentikkan dengan pikiran rasional, berani, bertanggung jawab, dan melindungi, menurut YayasanPulih.org.
Seiring berjalannya waktu, toxic masculinity berkembang sebagai norma sosial tentang bagaimana laki-laki seharusnya berperilaku, merasakan, dan berpikir.
Para peneliti mendefinisikan istilah ini sebagai seperangkat perilaku dan keyakinan yang meliputi penekanan emosi atau menutupi kesulitan, mempertahankan penampilan yang keras, dan kekerasan sebagai indikator kekuasaan, menggambarkan bahwa seorang pria harus tangguh.
Kata lainnya, dilansir New York Times, toxic masculinity adalah hal yang tumbuh dari stigma bahwa laki-laki tidak dapat mengekspresikan emosi secara terbuka dan mereka harus tangguh sepanjang waktu. Hal-hal selain ini membuat mereka terlihat lemah.
Medical News Today menjelaskan bahwa maskulinitas dan peran gender yang diciptakannya terbentuk oleh beberapa faktor, termasuk usia, ras, kelas, budaya, jenis kelamin, dan agama.
Padahal, baik sifat maskulin maupun feminin ada dalam diri setiap orang dan kedua sifat ini sangat bermenfaat bagi kehidupan sehari-hari.
Pada akhirnya, toxic masculinity bisa memengaruhi kesehatan mental laki-laki yang tidak memenuhi klaim norma sosial tersebut, tetapi merasa tertekan untuk melakukannya.