Awas, Tidak Semua Tanaman Obat Aman Dikonsumsi

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 20 Agustus 2020 | 17:55 WIB
Awas, Tidak Semua Tanaman Obat Aman Dikonsumsi
Tanaman Obat yang Bisa Ditanam di Rumah. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Belakangan muncul sejumlah obat yang berasal dari tanaman. Beberapa mengklaim bahwa tanaman obat lebih kecil risikonya dibanding dengan obat-obatan kimia.

Namun, peneliti di Pusat Studi Biofarmaka Tropika, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University Dr Mohamad Rafi mengatakan tidak semua tanaman obat aman untuk dikonsumsi.

"Dibutuhkan penanganan dan tindakan dalam memanfaatkan senyawa-senyawa kimia yang terdapat pada tanaman-tanaman tersebut," kata Rafi dikutip dari ANTARA.

Ia mengingatkan bahwa dalam tumbuhan terdapat komponen kimia yang berperan penting dalam menghasilkan reaksi biologi sebagai suatu komposisi yang aktif. Komposisi tersebut kompleks dengan variasi konsentrasi dan belum diketahui total senyawa yang terkandung di dalamnya.

Baca Juga: Polisi Libatkan Kemenristek dan IDI di Kasus Klaim Obat Covid Hadi Pranoto

Ilustrasi tanaman obat. (Shutterstock)

"Meskipun merupakan komoditas yang sama menjadi pendorong dibutuhkannya standarisasi bahan baku," ujar dosen Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University tersebut.

Sebagai negara dengan iklim tropis, Indonesia menurut Rafi memang memiliki salah satu keunggulan diantaranya adalah kekayaan biodiversitas tanaman herbal yang dapat digunakan sebagai obat. Namun, tidak semua tanaman obat aman dikonsumsi.

Menurutnya, ada sederetan problem yang saat ini dihadapi dalam standarisasi obat. Mulai dari bahan baku, pemalsuan bahan kimia obat atau tumbuhan lainnya yang mirip, kesalahpahaman bahwa obat herbal pasti aman, serta produk dengan kualitas rendah.

Adapun masaalah lainnya antara lain ialah tidak diketahuinya tingkat toksisitas atau racun, interaksi dengan obat herbal atau kimia lainnya, penggunaan obat herbal untuk hasil indikasi yang berbeda, dosis yang tidak tepat, serta berpeluangnya menggunakan tumbuhan obat yang salah.

"Singkatnya, standarisasi atau kendali mutu tumbuhan obat dan produknya sangat diperlukan," ujarnya.

Baca Juga: Kamis, Polisi Periksa Hadi Pranoto Soal Klaim Obat Covid-19 di Youtube Anji

Ia menjelaskan metode kendali mutu tumbuhan obat yaitu dengan menggunakan metode fingerprint analysis, profilling analysis, dan targeted analysis. Salah satu yang paling sering digunakan adalah targeted analysis.

Lebih lanjut, Rafi mengatakan standarisasi menjadi bagian penting dalam menghasilkan obat herbal yang konsisten khasiat, kualitas dan keamanannya. Konsep dalam standarisasi obat herbal Indonesia perlu dikembangkan menyesuaikan karakteristik yang ada di Indonesia.

"Perlu bagi stakeholder memikirkan bagaimana menstandarkan agar khasiat dan keamanannya terjamin dengan baik," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI