Orang-orang pagi hari dianggap sebagai burung-burung, bangun di pagi hari dan lelah lebih awal di malam hari. Orang malam biasa disebut burung hantu karena lebih sulit bangun pagi hari dan lebih produktif di sore hari, sehingga memilih tidur larut malam.
Para peneliti pun menggunakan teknik pengacakan mendel yang menggunakan varian genetik terkait dengan faktor risiko potensial, seperti insomnia.
Tujuannya, mereka ini menemukan hubungan dengan suatu penyakit, akan tetapi mereka tidak menemukan bukti adanya hubungan antara alzheimer dan masalah tidur atau depresi.
Namun, orang dengan risiko genetik dua kali lipat mengalami alzheimer dan satu persen lebih mungkin terjadi pada orang yang bangun tidur lebih pagi.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Brasil Klaim Penyebaran Virus Corona Melambat
Efek yang ditemukan dari asosiasi itu kecil dan hanya menunjukkan kemungkinan hubungan, bukan sebab dan akibat. Dr Dehghan mengatakan populasi yang lebih tua telah menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit alzheimer dan depresi.
Namun, mereka tidak menegtahui penyebab satu sama lain dan kemungkinan mereka memiliki faktor risiko yang sama atau tidak.
"Dalam penelitian ini, kami menemukan bukti yang mendukung pengaruh penyebab potensi penyakit alzheimer pada gangguan tidur. Namun, kami tidak menemukan bukti yang mendukung peran kausal dari pola tidur yang terganggu dengan penyakit alzheimer," jelas Dr Abbas Dehghan.
Dalam kata lain, alzheimer memang bisa menyebabkan gangguan tidur, bukan sebaliknya. Dr Dehghan pun telah mengonfirmasi hal tersebut. Penelitian sebelumnya telah menemukan orang yang begadang dan berjuang bangun di pagi hari lebih awal, maka 10 persen berisiko meninggal lebih cepat.
Baca Juga: Hilangnya Indera Penciuman dan Rasa Akibat Covid-19 atau Flu? Ini Bedanya