Sebuah penelitian pada hampir setengah juta orang di China menemukan bahwa orang yang kesulitan tidur dan bangun terlalu pagi mengalami peningkatan risiko terkena serangan jantung atau stroke selama 10 tahun.
Risiko seseorang dengan serangan jantung mengalami masalah tidur sekitar 10 persen. Sedangkan, risiko seseorang mengalami kesulitan tidur, bangun pagi dan tidak efektif di siang hari sebesar 18 persen.
"Studi kami adalah studi kohort skala besar pertama yang mengidentifikasi hubungan respon-dosis positif (semakin banyak gejala, maka semakin tinggi risiko antara jumlah gejala insomnia dan risiko penyakit kardiovaskular," ujar para peneliti.
Para peneliti berpendapat deteksi dan intervensi dini untuk mengobati insomnia berpotensi mengurangi risiko kardiovaskular berikutnya, terutama di antara orang dewasa muda dan orang dewasa yang belum mengembangkan hipertensi.
Baca Juga: Benarkah Akupuntur Bisa Bantu Pasien Virus Corona? Ini Kata Peneliti
Seseorang berisiko mengetahui hubungan antara tidur dan jantung, karena pasien dengan sleep apnea sering kali mengalami masalah jantung.
Kondisi ini terjadi karena tanpa waktu istirahat yang lama dan dalam, bahan kimia tertentu aktif yang membuat tubuh tidak mencapai waktu lama di mana detak jantung tekanan darah menurun.
Seiring waktu, hal ini bisa menyebabkan tekanan darah lebih tinggi di siang hari dan kemungkinan lebih besar mengalami masalah kardiovaskular.