Suara.com - Serangan jantung terjadi ketika arteri yang memasok darah dan oksigen ke jantung tersumbat akibat gumpalan darah. Orang dalam kondisi ini bisa mengalami kefatalan bila tak segera ditangani dengan tepat.
Penyebab paling umum pembekuan darah adalah penyakit jantung koroner (PJK), yakni suatu proses di mana arteri koroner tersumbat oleh timbunan kolesterol.
Adapun gejala umum serangan jantung biasanya berupa nyeri dada. Tapi, gejala serangan jantung juga bisa dilihat dari pola tidur.
Jika gangguan tidur adalah masalah yang paling terlihat, maka itu bisa jadi tanda peringatan tersembunyi dari serangan jantung. Padahal tidur sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung.
Baca Juga: Benarkah Akupuntur Bisa Bantu Pasien Virus Corona? Ini Kata Peneliti
Orang yang kurang tidur bisa berisiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular dan jantung koroner, berapa pun usia, berat badan, kebiasaan merokok dan olahraga.
Para peneliti memahami bahwa kurang tidur bisa menyebabkan gangguan pada kondisi kesehatan yang mendasari dan proses biologis, seperti metabolisme glukosa, tekanan darah dan peradangan.
Dalam sebuah penelitian di US National Library of Medicine National Institutes of Health, gangguan tidur pada wanita sebelum infark miokrad diselidiki.
"Myocardial Infarction (MI) sering tidak dikenali pada wanita, karena mereka mungkin hanya mengalami gejala yang samar seperti gangguan tidur," kata studi tersebut dikutip dari Express.
Menggambarkan korelasi gangguan tidur sebelum MI bisa membantu mengenali wanita yang berisiko terkena penyakit jantung koroner. Laporan subyektif tentang gangguan tidur sebelum MI tampaknya lazim pada wanita dari semua ras dan bentuk tanda peringatan penting.
Baca Juga: Virus Corona Covid-19 Sebabkan Diabetes Tipe 1 pada Anak-Anak, Benarkah?
The British Heart Foundation mengatakan masalah tidur sangat umum di antara orang-orang dengan penyakit jantung dan peredaran darah. Faktanya, sebanyak 44 persen pasien jantung mengalaminya.