Studi: Sistem Kekebalan Tubuh Kuat Dalam Menangkal Infeksi Ulang Covid-19

Selasa, 18 Agustus 2020 | 16:46 WIB
Studi: Sistem Kekebalan Tubuh Kuat Dalam Menangkal Infeksi Ulang Covid-19
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa manusia memiliki tanggapan kekebalan tubuh yang kuat terhadap Covid-19 dan melindungi dari infeksi kedua kali. Tapi mereka menegaskan bahwa seberapa lama kekebalan akan bertahan masih diragukan.

Melansir dari CNN, seorang ahli imunologi terkemuka mengatakan temuan itu memberikan optimisme bahwa orang tidak akan mengalami infeksi virus corona berulang. Temuan ini juga memberikan bukti bahwa vaksin dapat melindungi orang lebih lama.

"Harapan saya tampaknya terwujud dengan studi awal ini," kata Dr. Ian Lipkin, direktur Pusat Infeksi dan Imunitas di Sekolah Kesehatan Masyarakat Mailman Universitas Columbia.

Pada awal pandemi, beberapa ilmuwan mempertanyakan berapa lama tubuh akan mampu mengenali infeksi dan terus memproduksi antibodi. Studi sebelumnya menunjukkan antibodi dapat menurun seiring waktu.

Baca Juga: Sebelum Meninggal karena Covid, Jaksa Fedrik Lebih Banyak WFH

"Ini adalah akumulasi dari lebih banyak informasi dan memungkinkan orang menjadi lebih nyaman dengan gagasan bahwa kita akan memiliki kekebalan yang durasinya lebih lama," kata Lipkin kepada CNN. 

Namun para peneliti menegaskan bahwa masih belum jelas berapa lama respons tubuh manusia memberikan perlindungan terhadap virus corona. Hal ini disebabkan karena virus ini baru muncul beberapa bulan lalu.

Tetapi setidaknya satu penelitian menunjukkan infeksi ringan memberikan perlindungan selama tiga bulan dan menunjukkan bahwa perlindungan kemungkinan akan bertahan lebih lama.

"Bagian tersulit dalam melihat daya tahan adalah pengukuran yang bergantung pada waktu," kata David Masopust, seorang sarjana Institut Medis Howard Hughes di departemen Mikrobiologi dan Imunologi di Universitas Minnesota.

"Kami benar-benar ingin tahu bagaimana rekasi kekebalan tubuh di lima tahun ke depan. Tapi sayangnya, kami tidak bisa memprediksi dari jauh-jauh hari," tambah Masopust. 

Baca Juga: Setelah Vaksin Covid-19 untuk Manusia, Rusia Kembangkan untuk Hewan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI