Jangan Makan Malam Sambil Nonton TV saat Program Diet, Ini Efeknya

Selasa, 18 Agustus 2020 | 10:30 WIB
Jangan Makan Malam Sambil Nonton TV saat Program Diet, Ini Efeknya
Ilustrasi menonton tv. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kebanyakan orang senang makan malam sambil menonton film atau TV. Akibatnya, banyak orang mungkin tidak sadar makan malam sampai kenyang di depan TV.

Para peneliti dari University of Sussex telah mengungkapkan bahwa orang cenderung tidak mengontrol jumlah makanan yang dikonsumsi ketika indera teralihkan dengan tayangan televisi.

Dalam studi mereka, tim menguji 120 peserta dengan memberinya makanan rendah kalori atau tinggi kalori bersamaan dengan tugas yang membutuhkan banyak perhatian.

Tim menemukan bahwa peserta yang menyelesaikan tugas dengan perhatian tinggi cenderung makan kurang lebih sama dengan jumlah camilan lanjutan, terlepas dari minuman berkalori tinggi atau rendah yang dikonsumsi.

Baca Juga: Mutasi Virus Corona Ditemukan di Malaysia, Ini Kata Pakar Kesehatan China

Namun, banyak orang yang menyelesaikan tugas dengan perhatian rendah bisa menyesuaikan berapa banyak camilan tambahan yang dikonsumsi.

Makan sambil nonton TV. (JESHOOTS.com/Pexels)
Makan sambil nonton TV. (JESHOOTS.com/Pexels)

Mereka yang mengonsumsi minuman berkalori tinggi mengonsumsi 45 persen lebih sedikit camilan dibandingkan mereka yang mengonsumsi minuman berenergi lebih rendah.

"Studi kami menunjukkan bahwa jika Anda makan atau minum saat perhatian terganggu oleh pekerjaan atau televisi, Anda cenderung makan lebih kenyang atau penuh," kata Profesor Martin Yeomans dari School of Psychology di Universitas Sussesx dikutip dari Mirror UK.

Setelahnya, Anda lebih cenderung tetap ngemil daripada jika makan sambil melakukan sesuatu yang kurang menarik. Hal ini penting diperhatikan bagi semua orang yang sedang menjaga berat badannya. Jika terbiasa menonton TV, film atau tayangan audio dan visual, Anda tidak mungkin memperhatikan sudah kenyang atau belum ketika makan.

"Kami sudah tahu bahwa merasa kenyang dapat dipengaruhi oleh tekstur dan tampilan makanan. Kini, kami juga tahu bahwa tingkat kekenyangan juga tergantung dengan seberapa banyak rasa kenyang yang kami rasakan, termasuk informasi sensorik yang diproses otak," jelasnya.

Baca Juga: Waspada Kanker Kulit Melanoma, Perubahan Kecil Ini Bisa Jadi Gejala Awalnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI