Studi: Curhat dan Bertemu Sahabat Bisa Turunkan Risiko Depresi

Selasa, 18 Agustus 2020 | 08:18 WIB
Studi: Curhat dan Bertemu Sahabat Bisa Turunkan Risiko Depresi
Ilustrasi curhat dengan sahabat. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memiliki kehidupan sosial termasuk kebutuhan manusia. Bukan sekadar untuk menjalin relasi, kehidupan sosial yang kuat disebutkan bisa menjadi solusi untuk mencegah depresi, demikian para peneliti menemukan dalam sebuah studi baru.

Tim peneliti dari Massachusetts General Hospital (MGH) dan Universitas Harvard menelusuri berbagai faktor yang terkait dengan risiko depresi dan mengumpulkan data dari lebih 100 ribu peserta di UK Biobank.

Faktor-faktor tersebut antara lain pola tidur, aktivitas fisik, diet, interaksi sosial, dan penggunaan media. Studi itu telah dipublikasikan di The American Journal of Psychiatry.

Peneliti menyimpulkan bahwa curhat kepada orang lain juga mengunjungi keluarga atau teman memiliki tingkat risiko depresi yang rendah. Mereka juga mengatakan bahwa mengurangi waktu untuk duduk-duduk, seperti menonton TV dan tidur siang, dapat membantu mencegah depresi juga.

Baca Juga: Tak Cuma Bikin Awet Muda, Suntik Botox Ternyata Membantu Mengatasi Depresi

ilustrasi kerabat. (Shutterstock)

“Faktor yang paling menonjol dari faktor-faktor ini adalah curhat kepada orang lain juga kunjungan dengan keluarga atau teman yang semuanya menyoroti efek perlindungan dari hubungan sosial,” Dr. Jordan Smoller, penulis studi senior dan kepala asosiasi untuk penelitian di Departemen Psikiatri MGH, dikutip dari FOX.

Para peneliti mengatakan, studi lebih lanjut diperlukan untuk mencari tahu mengapa waktu di depan TV dapat menyebabkan depresi.

"Penelitian tambahan diperlukan untuk menentukan apakah risiko itu disebabkan oleh paparan media atau apakah waktu di depan TV membuat tidak banyak bergerak," tulis para peneliti.

Begitu pula dengan terlalu banyak tidur siang dan penggunaan rutin multivitamin tampaknya dikaitkan dengan risiko depresi.

"Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan bagaimana hal ini dapat berkontribusi," katanya.

Baca Juga: FDA Setujui Semprotan Hidung untuk Mencegah Bunuh Diri

Peneliti di Departemen Psikiatri dan Harvard TH Chan School of Public Health Karmel Choi menjelaskan, depresi adalah penyebab utama kecacatan di seluruh dunia. Tetapi hingga saat ini para peneliti hanya berfokus pada sejumlah risiko dan faktor pelindung yang umumnya didominasi satu atau dua penyebab.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI