Kebanyakan pasien AS tidak menyadari bahwa mereka memiliki penyakit tersebut. Biasanya mereka baru mengetahui dan
memeriksakan diri setelah terjadi perburukan, seperti rasa sakit yang terus menerus hingga gangguan fungsi gerak tubuh, di mana hal ini biasanya terjadi beberapa tahun setelah pasien merasakan gejala awal.
"Deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat berperan penting dalam memperbaiki gejala (terutama rasa nyeri), fungsi gerak dan kualitas hidup pasien," lanjutnya menambahkan.
Selain terjadi pada pinggang, pasien dengan AS biasanya juga mengalami gejala seperti peradangan (rasa sakit, dan kekakuan) di bagian bahu, pinggul, atau tumit dan kadang disertai pula dengan kondisi mudah lelah dan kehilangan energi untuk beraktivitas.
Karena sifatnya yang progresif, pasien dengan AS sering kali merasakan sakit yang berpindah ke bagian tubuh lain, seperti pada lutut, pergelangan kaki dan siku. Pada pasien dengan AS berat terjadi penyatuan ruas-ruas tulang belakang (menyerupai batang bambu).
Pria memiliki peluang lebih tinggi untuk menderita AS dibandingkan wanita, umumnya gejalanya mulai timbul pada usia 15–45 tahun.
"Terdapat 3 penatalaksanaan yang tersedia saat ini untuk penyakit AS, antara lain melalui obat- obatan, terapi fisik, dan pembedahan. Terapi fisik merupakan kegiatan yang lebih umum diikuti oleh pasien AS karena bertujuan untuk memperbaiki kelainan pada postur tubuh, mencegah kecacatan, meningkatkan kemampuan pasien untuk kembali beraktivitas secara normal, juga mengurangi serta menekan rasa sakit dan peradangan," ungkapnya.
Hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah penyakit ini adalah dengan pola hidup sehat, berolah raga, mengkonsumsi makanan yang sehat, dan paling penting adalah edukasi.
Hanum Yahya, Country Head of Public Affairs, Communications & Patient Advocacy Novartis Indonesia, memaparkan komitmen Novartis Indonesia dalam meningkatkan kesadaran masyarakat seputar isu kesehatan.
"Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan PHASE Academia Klinik Perisai Husada Bandung untuk memberikan edukasi kesehatan seputar penyakit AS kepada masyarakat. Hal ini sejalan dengan tujuan kami reimagine medicine. Di mana sebagai perusahaan kesehatan inovatif, kami berupaya untuk terus-menerus berkontribusi dalam meningkatkan sistem kesehatan di Indonesia, yang salah satunya kami lakukan melalui program-program edukasi, serta menjalin kemitraan dengan pihak-pihak terkait, guna meningkatkan kualitas hidup para pasien kita," tutupnya.
Kontributor : Emi La Palau