CDC: Seperempat Anak Muda Berpikir Ingin Bunuh Diri selama Pandemi

Minggu, 16 Agustus 2020 | 13:42 WIB
CDC: Seperempat Anak Muda Berpikir Ingin Bunuh Diri selama Pandemi
Ilustrasi bunuh diri. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Laporan mingguan morbidilitas dan kematian dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyatakan bahwa selama pandemi masalah kesehatan mental di AS melonjak. Bahkan pikiran bunuh diri di antara anak muda berusia 18 hingga 24 tahun cukup mengkhawatirkan. 

Melansir dari CNN, sekitar satu dari empat anak muda yang disurvei memiliki keinginan bunuh diri yang serius. Survei ini dilakukan pada 5.412 orang dewasa di Amerika Serikat (AS) antara 24 hingga 30 Juni. 

Pada populasi umum AS, CDC melaporkan bahwa 11 persen orang dewasa yang disurvei secara serius mempertimbangkan bunuh diri dalam 30 hari terakhir sebelum mereka menyelesaikan survei.

Keinginan bunuh diri di antara orang kulit hitam angkanya mencapai 15 persen, sementara orang Hispanik melaporkan keinginan bunuh diri mencapai 19 persen. 

Baca Juga: Gelombang Panas Bisa Picu Masalah Kesehatan Mental

CDC juga melaporkan bahwa jumlah orang Amerika yang melaporkan gejala kecemasan meningkat tiga kali lipat daripada tahun lalu. "Orang tidak bisa memutuskan hubungan dari kejadian sekarang ini," kata Vaile Wright, direktur senior inovasi perawatan kesehatan untuk American Psychological Association. 

"Tidak ada yang kebal terhadap stres akibat pandemi," kata Wright.

Beban emosional selama pandemi disebut jauh lebih berat, ditambah dengan tekanan ekonomi, ketidakadilan rasial, hingga masalah politik. Menurut CDC, banyak orang dirawat karena masalah mental yang secara khusus banyak terjadi pada anak muda. 

"Kami secara konsisten mendengar bahwa anak muda sedang berjuang dan mengalami masa-masa sulit," katanya.

Wright menyatakan bahwa beberapa hal yang bisa meningkatkan kesehatan mental adalah makan sehat, tetap aktif, tidur cukup, dan tetap berhubungan sosial. Tetapi ketika seseorang dengan masalah mental tak lagi mampu menjaga keseimbangan tersebut, maka teman dan keluarga harus mengambil peran. 

Baca Juga: Karantina Covid-19, Gangguan Kesehatan Mental Anak di Venezuela Meningkat

Ilustrasi bunuh diri (Shutterstock).
Ilustrasi bunuh diri (Shutterstock).

Di masa pandemi, Wright menyarankan untuk selalu terhubung dengan teman atau keluarga meski pun secara virtual.

Misalnya saat seseorang yang biasa aktif di media sosial namun tiba-tiba menghilang, maka saatnya untuk menanyakan kabar. 

"Anda bisa mengatakan hal-hal seperti, 'aku mengkhawatirkanmu,' dan bertanya apakah mereka makan, tidur, dan menjaga diri mereka denngan baik," kata Wright.

Jika sudah mengkhawatirkan, Anda juga bisa mendorong teman atau kerabat untuk segera mendatangi medis. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI