WHO Ungkap Kendala Utama Pembukaan Sekolah di Masa Pandemi Covid-19

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 14 Agustus 2020 | 17:00 WIB
WHO Ungkap Kendala Utama Pembukaan Sekolah di Masa Pandemi Covid-19
Sekolah Boleh Buka Pembelajaran Tatap Muka, Khusus di Zona Kuning dan Hijau.(Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pembukaan sekolah di masa pandemi Covid-19 masih menuai pro dan kontra. Pihak orangtua khawatir bahwa anak akan lebih mudah tertular virus corona saat pergi ke sekolah.

Rasa khawatir dari para orangtua rasanya cukup wajar. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Kamis mengatakan bahwa salah satu kendala utama untuk kembali membuka sekolah di seluruh dunia adalah kurangnya fasilitas dasar untuk mencuci tangan.

Dikutip dari ANTARA, Tedros menyebutkan bahwa dua dari lima sekolah di seluruh dunia mengalami krisis fasilitas untuk mencuci tangan, yang berdampak pada sekitar 818 juta anak.

"Dalam menghadapi pandemi COVID-19, di mana kebersihan tangan merupakan salah satu rekomendasi penting untuk menjaga keselamatan, ini menjadi kendala utama," katanya dalam saat pengarahan Covid-19 mingguan.

Baca Juga: CDC Tegaskan Larangan Pakai Masker dengan Exhaust, Ini Sebabnya!

Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Shutterstock)
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Shutterstock)

"Masalah ini berangkat dari pandemi saat ini, dan dampaknya menjangkau secara luas, mencakup berbagai penyakit menular," tambahnya.

Saat pemerintah di seluruh dunia berupaya membuka kembali sekolah secara aman sesuai dengan arahan PBB dan Bank Dunia, Tedros menekankan bahwa fasilitas air, sanitasi dan kebersihan "harus menjadi prioritas" dan "masa depan anak-anak kami bergantung pada itu."

Diberitakan sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim Republik Indonesia mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara yang terlambat membuka aktivitas sekolah dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara yang terdampak pandemi Covid-19.

Hampir semua negara-negara Asean telah membuka aktivitas sekolah untuk belajar mengajar dengan protokol kesehatan.

"Kita adalah negara kedua terakhir yang membuka kembali sekolah dari 11 negara di Asia Tenggara. Semuanya sudah mulai memprioritaskan pembukaan kembali sekolah dengan protokol kesehatan," kata Nadiem dalam diskusi yang digelar Jakarta Post secara virtual, Rabu (12/8/2020).

Baca Juga: Ada Jejak Virus Corona di Frozen Food, Ini Peringatan dari Para Ahli!

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.

Oleh sebab itu, Nadiem menegaskan pembukaan sekolah di zona kuning dan hijau sudah dipikirkan matang-matang oleh pemerintah.

Keputusan itu telah diterbitkan dalam Surat Keputusan Bersama 4 Menteri yakni Mendikbud, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019.

Dalam SKB tersebut diatur pembukaan sekolah dilakukan secara bertahap di zona kuning dan hijau, setiap pemerintah daerah, pihak sekolah, dan satgas covid-19 setempat harus berkoordinasi sebelum membuka sekolah.

Orang tua juga berhak melarang anaknya masuk sekolah jika merasa situasi belum aman untuk keluar rumah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI