Suara.com - Flu dan demam merupakan dua gejala paling umum dari Covid-19. Tapi faktanya, tak sedikit orang yang masih menganggap remeh kedua gejala ini. Buktinya saja, 60 persen warga Jepang dengan gejala flu tetap pergi berkerja.
Temuan ini didapat dari sebuah survei online yang dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh Masaki Machida, asisten professor di Tokyo Medical University.
Dilansir dari Kyodo News, sebanyak 1.226 orang responden berusia antara 20 hingga 79 tahun yang tinggal di Tokyo dan daerah sekitarnya mengikuti survei ini. Hasilnya, 82 orang mengatakan bahwa mereka menderita demam dan gejala seperti flu, yang bisa saja menjadi gejala awal Covi-19.
Hasil survei online yang dilakukan pada pertengahan Mei ini selanjutnya menyebutkan bahwa 62% dari mereka yang merasa tidak enak badan tetap pergi bekerja selama periode tersebut; 17% mengatakan mereka tetap diam di rumah atau hanya keluar untuk pergi ke rumah sakit.
Baca Juga: Unik, Perusahaan Jepang Buka Layanan Travel Virtual
Selain itu, survei pun menunjukkan bahwa pegawai dari perusahaan dan para profesional yang jenis pekerjaannya tidak cocok untuk teleworking lebih mungkin untuk pergi bekerja walaupun pada 17 Februari lalu pemerintah Jepang meminta warga untuk beristirahat di rumah jika kondisi tubuh mereka kurang baik.
Ditemukan juga bahwa warga dari Ibaraki, Tochigi, Gunma – prefektur-prefektur yang tidak berbatasan dengan Tokyo – lebih cenderung pergi ke kantor bahkan dengan gejala seperti flu. Mungkin karena jumlah infeksi Covid-19 relatif rendah di wilayah tersebut pada saat itu.
“Tetap diam di rumah ketika kondisi badan kurang baik sangat penting untuk menghindari penyebaran infeksi dengan tetap melakukan aktivitas ekonomi,” kata tim yang dipimpin oleh Machida ini dalam laporan hasil survei.
Kemudian, survei juga menunjukkan bahwa 82 orang yang memiliki gejala seperti flu, 71% dari mereka tetap pergi berbelanja dan 21% makan di luar.
Sepanjang Mei dan Juni, Tokyo telah menekan kasus Covid-19 di bawah 100 kasus setiap hari, tapi kemudian kasus melonjak sejak saat itu sampai ke titik 472 kasus pada 1 Agustus. Hingga saat ini, tercatat lebih dari 16.000 kasus Covid-19 telah diidentifikasi di ibu kota Jepang ini.
Baca Juga: Perang Dunia II: 75 Tahun Berlalu, 1 Juta Jenazah Orang Jepang Masih Hilang