Uji Coba Fase III Vaksin Corona Oxford Berakhir Pada November, Amankah?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 14 Agustus 2020 | 13:22 WIB
Uji Coba Fase III Vaksin Corona Oxford Berakhir Pada November, Amankah?
Ilustrasi Vaksin Covid-19 (getty image)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Vaksin virus corona baru yang didukung Universitas Oxford-AstraZeneca telah menjadi salah satu kandidat vaksin terkemuka dalam perlombaan global. Vaksin tersebut, saat ini dalam uji coba fase III.

Penangkal virus corona itu dianggap sebagai yang pertama diluncurkan untuk umum pada tahun 2020. Kemungkinan besar, vaksin itu akan tersedia untuk publik pada tahun 2021. Demikian seperti dilansir dari Times of India.

Saat ini, uji klinis fase III sedang dilakukan di fasilitas penelitian di Inggris, AS, Brasil, dan Afrika Selatan. Uji coba juga diharapkan dimulai minggu depan di India dalam kemitraan dengan Serum Institute of India.

Berita tersebut menyusul setelah Rusia berhasil mendaftarkan vaksin Covid-19 pertama di dunia, 'Sputnik V'. Mereka mengklaim vaksin itu memiliki hasil layak setelah selesainya fase I.

Baca Juga: Akibat Teori Konspirasi Covid-19, 800 Orang Meninggal Dunia

Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Shutterstock)

Otoritas Rusia berencana untuk meningkatkan produksi dan menyiapkan jutaan dosis sebelum akhir tahun.

Vaksin yang didukung Universitas Oxford, yang disebut AZD-12222 adalah salah satu yang pertama menuju tahap uji coba manusia serta memulai uji coba tahap akhir. Ini juga salah satu vaksin, yang telah ditemukan sebagai "paling aman" oleh WHO dalam fase pra-pengembangan.

Dibuat menggunakan strain virus yang tidak mereplikasi, perkembangan terbaru ini dikonfirmasi oleh para peneliti dari lembaga penelitian vaksin Oxford. Kabar itu sekaligus memadamkan rumor tentang munculnya awal terkait peluncuran pada tahun 2020.

Dengan para peneliti yang berharap dapat melihat akhir uji klinis pada November awal Desember, peneliti Oxford juga telah menandatangani perjanjian dengan Meksiko dan otoritas Argentina untuk meningkatkan produksi pada kuartal pertama 2021.

Pengumuman terbaru Oxford mungkin akan mempersulit dunia untuk mendapatkan vaksin sedini mungkin. Tetapi hal itu membuatnya sedikit lebih aman daripada yang lain. Peluncuran awal vaksin Rusia, misalnya, telah dirusak oleh kontroversi dan masalah keamanan.

Baca Juga: Update Covid-19 Global: Kasus di ASEAN Terus Bertambah Kecuali 2 Negara Ini

University of Oxford juga telah menandatangani pakta dengan pembuat vaksin global dan federasi vaksin. WHO juga meminta pembuat vaksin top dalam perlombaan untuk menjadi bagian dari aliansi vaksin globalnya, COVAX, untuk memastikan distribusi dosis yang merata kepada publik.

Vaksin Covid-19 yang dikembangkan laboratorium Institut Penelitian Ilmiah Epidemiologi dan Mikrobiologi Gameleya, Moskow, Rusia, 6 Agustus 2020. [Handout / Russian Direct Investment Fund / AFP]
Vaksin Covid-19 yang dikembangkan laboratorium Institut Penelitian Ilmiah Epidemiologi dan Mikrobiologi Gameleya, Moskow, Rusia, 6 Agustus 2020. [Handout / Russian Direct Investment Fund / AFP]

Institut Serum India (SII) yang berbasis di Pune, juga akan memproduksi jutaan dosis untuk perusahaan tersebut. Serum Institute juga akan menerima hampir $ 150 juta pendanaan 'berisiko' dari Bill dan Melinda Gates Foundation untuk mengembangkan dosis yang murah dan tersedia untuk populasi pada umumnya.

Pendanaan akan disalurkan melalui GAVI, aliansi vaksin internasional dan akan membantu produsen vaksin mengatasi masalah yang berkaitan dengan pemasaran, produksi dan penetapan harga di tingkat global.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI