Bagaimanapun juga, orangtua dan anak diminta untuk beradaptasi dengan kondisi baru ini. Untungnya, Efnie mengungkapkan bahwa anak masih bisa mengejar stimulasi yang tertinggal.
"Kita tidak boleh kehilangan momen. Anak harus dapat stimulasi dari orang lain selain keluarga inti, yang seharusnya ia dapatkan di sekolah. Kalau misalnya ada kerabat atau saudara yang masih tinggal satu kota dan dipastikan mereka sehat, tidak terinfeksi Covid-19."
Kata Efnie, tidak ada salahnya diadakan pertemuan keluarga yang sifatnya internal sehingga anak bisa belajar membina relasi dengan orang selain keluarga inti yang ada di rumah.
Selayaknya di sekolah, anak diharapkan akan belajar bermain bersama dan berbagi hal lain-lain. Bisa pula disisipkan permainan kolektif, seperti permainan ular tangga atau bermain peran agar anak tidak merasa bosan belajar di rumah.
Baca Juga: Pegiat IKM: Pasar Baju Anak Masih Didominasi Produk Luar Negeri