Terus Berjatuhan, 922 Petugas medis AS Meninggal Karena Covid-19

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 13 Agustus 2020 | 18:00 WIB
Terus Berjatuhan, 922 Petugas medis AS Meninggal Karena Covid-19
Ilustrasi Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Korban jiwa yang ditimbulkan akibat virus corona masih terus bertambah. Terbaru, sedikitnya, 922 petugas medis di Amerika Serikat meninggal karena COVID-19, demikian sebuah laporan baru-baru ini.

Dikutip dari ANTARA, laporan yang dirilis oleh Lost on the Frontline, yakni sebuah proyek gabungan antara Kaiser Health News AS dan surat kabar Inggris Guardian, sebanyak 167 petugas kesehatan telah teridentifikasi, dengan publikasii profil mereka sebagai bagian dari laporan tersebut.

Angka itu melibatkan berbagai kalangan seperti dokter, perawat, paramedis, serta staf pendukung penting lainnya seperti petugas kebersihan dan pegawai adminstrasi rumah sakit.

Data dalam laporan tersebut menunjukkan bahwa beberapa dari mereka yang meninggal tidak mendapat akses untuk alat perlindungan diri yang memadai seperti masker, sarung tangan, dan baju pelindung.

Baca Juga: Keluar dari Episentrum Covid-19, Pemprov Banten Kaji Pelonggaran PSBB

Ilustrasi Tenaga Kesehatan. (Shutterstock)
Ilustrasi Tenaga Kesehatan. (Shutterstock)

Sementara mayoritas yang meninggal, yakni 103 orang, merupakan orang kulit berwarna. Di sisi lain, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat pada Rabu (12/8) kembali melaporkan data terkini mengenai COVID-19, dengan total 5.119.711 kasus dan 163.651 kematian.

Terjadi penambahan 55.540 kasus dan 1.244 kematian akibat penyakit pernapasan tersebut.

CDC melaporkan statistik terbaru kasus COVID-19 pada 11 Agustus pukul 16.00 Waktu Timur AS dibanding sehari sebelumnya.

Angka CDC tentunya tidak mewakili jumlah kasus yang dilaporkan oleh setiap negara bagian.

Hingga kini Amerika menempati posisi puncak dalam jumlah kasus infeksi dan korban meninggal akibat virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China tengah, itu.

Baca Juga: Proliga Berharap Bantuan Swab Test dari Satgas Covid-19

Presiden AS Donald Trump mengambinghitamkan China dalam menyikapi pandemi yang menelan banyak nyawa di negerinya itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI