Benarkah Antibodi akibat Flu Biasa Bisa Lindungi dari Covid-19?

Kamis, 13 Agustus 2020 | 15:30 WIB
Benarkah Antibodi akibat Flu Biasa Bisa Lindungi dari Covid-19?
Ilustrasi penularan virus corona. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para peneliti dari La Jolla Institute for Immunology California menunjukkan bahwa imun tubuh yang dihasilkan setelah terkena jenis virus corona penyebab flu biasa bisa melindungi dari virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Hal ini menunjukkan kemungkinan perlindungan terhadap Covid-19 dengan gejala parah.

Melansir dari Medical Xpress, penelitian ini menunjukkan bahwa orang masih memiliki sel T (kunci respon imun terhadap virus) cukup lama setelah terinfeksi jenis virus corona tertentu. Hal ini yang disebut dapat membantu meringankan dan menghindari infeksi SARS-Cov-2.

Menurut studi yang disusun oleh Jose Mateus dan rekannya dari La Jolla Institute for Immunology itu menyatakan, bahwa penyakit yang disebabkan oleh virus corona lain seperti jenis OC43 yang menyababkan flu biasa mungkin bisa melindungi dari virus corona.

Baca Juga: WHO: Tak Perlu ke Dokter Gigi Dahulu Jika Tidak Begitu Penting dan Mendesak

Ilustrasi menderita flu, pilek dan batuk. (Shutterstock)
Ilustrasi menderita flu, pilek dan batuk. (Shutterstock)

Meskipun begitu, para peneliti menegaskan bahwa perlindungan silang ini tidak selalu menghasilkan antibodi yang melindungi sepenuhnya.

"Sulit untuk mengatakan apakah virus corona yang lebih ringan melindungi terhadap SARS-CoV-2 karena kami hanya melakukan sedikit pengawasan terhadap virus ini," catat para peneliti.

Peneliti menyatakan bahwa untuk melihat lebih jelas hubungan antara virus corona lain dan SARS-CoV-2 maka perlu penyelidikan historis. Hal ini untuk melihat kelompok masyarakat mana yang pernah terkena wabah flu ringan dan kaitannya dengan kasus-kasus Covid-19 sekarang.

Dalam hal ini, Mateus dan rekan penelitiannya masih mengaggap bahwa penelitian mereka masih bersifat spekulatif, sehingga membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Baca Juga: Anthony Fauci Ragukan Keamanan Vaksin Covid-19 Rusia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI