Memperburuk Kondisi, Stres dan Amarah Perlu Dihindari Pasien Gagal Jantung

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Kamis, 13 Agustus 2020 | 09:57 WIB
Memperburuk Kondisi, Stres dan Amarah Perlu Dihindari Pasien Gagal Jantung
Ilustrasi lelaki marah. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kata penulis utama Kristie Harris, rekan postdoctoral dalam kedokteran kardiovaskular di Yale, stres mental umum terjadi pada pasien dengan gagal jantung karena sebagian kompleksitas dari penyakit dan keterbatasan fungsional.

"Kami memiliki bukti bahwa pasien yang mengalami peningkatan stres kronis mengalami perjalanan penyakit yang lebih memberatkan dengan kualitas hidup yang menurun dan peningkatan risiko kejadian buruk," ujarnya.

Ia pun menambahkan bahwa stresor khas gagal jantung mungkin lebih diperparah oleh stres terkait pandemi Covid-19 saat ini.

"Faktor-faktor seperti stres mental dan amarah sering tidak dikenali dan kurang diperhatikan," kata Matthew Burg, psikolog klinis Yale dan penulis senior studi tersebut.

Baca Juga: Cara Mudah Meredakan Stres, Cuma Butuh Waktu 3 Menit!

"Studi ini berkontribusi pada literatur ekstensif yang menunjukkan bahwa stres dan kemarahan mempengaruhi hasil klinis untuk pasien dengan penyakit jantung, menambahkan gagal jantung kronis ke dalam daftar yang mencakup penyakit jantung iskemik (arteri yang menyempit) dan penyakit aritmia," jelas Burg.

Meski demikian, pekerjaan lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang meningkatkan kerentanan terhadap efek stres pada gagal jantung. Selain itu juha menentukan apakah manajemen stres dapat meningkatkan hasil untuk pasien.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI