Awas, Orangtua Overprotektif Bisa Jadi Ciri Toxic Parent

Kamis, 13 Agustus 2020 | 08:33 WIB
Awas, Orangtua Overprotektif Bisa Jadi Ciri Toxic Parent
Ilustrasi orangtua dan anak. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Maksud hati ingin menjaga dan memberikan yang terbaik, orangtua justru jadi terkesan overprotektif. Hal itu karena orangtua selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya, hingga tak jarang mereka membuat banyak aturan untuk diikuti si anak, bahkan ikut campur dalam segala urusannya.

Perilaku seperti itu tentu tidak disarankan, karena bisa menjerumuskan orangtua menjadi toxic parent.

"Segala sesuatu yang berlebihan kan memang tidak baik. Tapi kita perlu lihat rentang usianya dulu. Kalau anak masih SD, mungkin harus ekstra menjaga. Tapi kalau sudah remaja, misal gak boleh main sama teman-temannya, itu bisa menganggu proses perkembangan anak," kata psikolog Sri Juwita Kusumawardhani, M.Psi dalam siaran langsung bersama Parenting Indonesia, Rabu (12/8/2020).

Juwita menjelaskan, anak remaja membutuhkan sosialisasi dengan teman sebayanya sebagai bagian dari proses tumbuh kembang. Jika hal itu terlalu dibatasi oleh orangtua, tentu prosesnya bisa jadi terganggu bahkan membuat anak merasa tidak nyaman dengan orangtua.

Baca Juga: Berapa Jarak Ideal Kelahiran Antar Anak Versi BKKBN?

Ia menambahkan, orangtua tetap perlu memberikan aturan kepada anak. Asalkan dibuat fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan anak.

"Kalau orangtua tidak sesuai dalam merespon kebutuhan dan tugas perkembangan anak, bisa berdampak berbahaya untuk anak. Jadi aturan tetap penting tapi fleksibel," katanya.

Juwita menjelaskan, dalam ilmu psikologi sebenarnya tidak dikenal istilah toxic parenting. Tetapi bisa juga disebut sebagai keluarga yang tidak bisa berfungsi secara sehat.

Meski begitu, kondisi itu bisa saja dialami oleh setiap keluarga. Tetapi yang berbahaya jika terjadi secara terus menerus dan jangka waktu lama.

"Namanya orangtua pasti mengarahkan sesuatu yang harus dilakukan. Tapi apa yang dianggap kebahagian orangtua belum tentu kebahagian anak," demikian Juwita menekankan.

Baca Juga: Gampang, Ini Tiga Cara Ajarkan Disiplin pada Anak Sejak Kecil

Menurutnya, fungsi keluarga secara sehat artinya orangtua mampu memberikan rasa aman kepada anak juga memenuhi kebutuhannya. Namun yang kerap kali terlupa, kebutuhan anak sebenarnya bukan hanya makanan, tempat tinggal, dan pendidikan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI