Meskipun ASI diberikan hingga dua tahun, tapi stunting tetap bisa terjadi karena tidak adanya pendamping konselor ASI saat proses menyusui bagi masyarakat miskin. "Itu menunjukkan pendamping ASI-nya di kelompok orang miskin kurang optimal," imbuhnya.
Jika bantuan ingin diberikan kepada masyarakat miskin maka bukan sekadar beras atau mi instan yang hanya sumber karbohidrat, juga diberikan makanan mengandung protein, seperti ikan, telur dan segala jenis protein hewani.
"Ketika bayi anak kita kena protein hewani itu luar bisa, kita pentingkan aspek lain. Tapi ASI tetap aspek penting," tutupnya.
Baca Juga: Survei BKKBN: 92 Persen Pasutri Saling Menguatkan di Tengah Pandemi