Layanan Kesehatan Reproduksi Terganggu, DKT Indonesia Beri Inovasi Baru

Rabu, 12 Agustus 2020 | 15:36 WIB
Layanan Kesehatan Reproduksi Terganggu, DKT Indonesia Beri Inovasi Baru
Ilustrasi pil KB. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa bulan yang lalu, BKKBN memperkirakan peningkatan angka kehamilan tidak terencana selama masa pandemi Covid-19 mencapai 420 ribu.

Peningkatan ini dapat berdampak pada penyebaran HIV-AIDS, terutama di kalangan ibu rumah tangga dan anak-anak.

Kementerian Kesehatan RI mencatat 21,8 persen kasus penularan HIV pada Januari hingga Maret 2020 terjadi pada ibu hamil.

Sementara itu, Ibu Rumah Tangga adalah profesi ketiga, setelah karyawan dan pengusaha, yang banyak menderita AIDS di Indonesia.

Baca Juga: Waspada! Angka Reproduksi Virus Corona di Jakarta Kembali Meningkat

Sebanyak 70,4 persen risiko penularan HIV di Indonesia terjadi melalui perilaku seksual berisiko.

Inilah sebabnya, DKT Indonesia sebagai organisasi Keluarga Berencana, sangat gencar mempromosikan penggunaan alat kontrasepsi dengan berbagai jenis kegiatan.

Andalan Kontrasepsi (DKT Indonesia)
Andalan Kontrasepsi (DKT Indonesia)

"Kegiatan ini untuk memastikan bahwa edukasi kesehatan seksual dan reproduksi masyarakat Indonesia tetap terpenuhi," tutur Juan Enrique Garcia, President Director DKT Indonesia, dikutip dari rilis yang diterima Suara.com pada Rabu (12/8/2020).

Juan mengatakan, DKT Indonesia mendorong berbagai media digital untuk menyampaikan informasi tentang urgensi mengikuti program Keluarga Berencana, pencegahan HIV dan Penyakit Menular Seksual selama pandemi Covid-19 melalui berbagai hal di bawah ini:

1. Ketersediaan akses kontrasepsi melalui e-Commerce

Baca Juga: Layanan Kesehatan Reproduksi Terganggu, Bidan Hadapi Tantangan Besar

DKT Indonesia memastikan ketersediaan alat kontrasepsi mudah dijangkau dan tersedia di berbagai saluran melalui bidan, apoteker, dokter, serta semua gerai tradisional & modern.

Bahkan, DKT Indonesia menyediakan berbagai kampanye promosi di e-commerce dan meningkatkan ketersediaan produk secara daring untuk memudahkan masyarakat dalam mengaksesnya.

2. Rangkaian webinar untuk tenaga kesehatan

Pandemi juga mempengaruhi layanan kesehatan reproduksi pada petugas kesehatan.

Oleh sebabnya, Juan mengatakan DKT Indonesia juga mengadakan webinar dengan target tenaga kesehatan setiap dua minggu sekali.

Hingga saat ini, DKT telah menjangkau lebih dari 30 ribu tenaga kesehatan di Indonesia.

3. Menjangkau populasi kunci dengan WhatsApp group

DKT mengomunikasikan masalah Pencegahan HIV dan IMS kepada populasi kunci, seperti pria yang berisiko tinggi & komunitas transgender, melalui WhatsApp group setiap dua kali per minggunya.

Metode komunikasi yang digunakan sesuai dengan karakteristik target kelompok sasaran, yang cenderung lebih mengutamakan privasi.

Saat ini, DKT telah menjangkau lebih dari 1.000 populasi kunci selama bulan Juni hingga Juli 2020.

4. Konsultasi kespro gratis via Halo DKT

DKT Indonesia membuka layanan konsultasi online secara gratis dengan bidan dan dokter, melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 dari Senin hingga Jumat pukul 08.00-17.00 WIB.

Melalui layanan konsultasi @HaloDKT, DKT Indonesia telah menerima lebih dari 1.000 pertanyaan konsultasi terkait kontrasepsi setiap bulan.

Angka itu naik 40 persen dibandingkan sebelum pandemi yang rata-rata 600 konsultasi. Pertanyaan yang sering diajukan adalah tentang "kontrasepsi yang efektif dan sesuai selama pandemi".

Ilustrasi alat kontrasepsi. (Shutterstock)
Ilustrasi alat kontrasepsi. (Shutterstock)

5. Donasi alat kontrasepsi

Sepanjang Juni hingga Juli 2020, DKT Indonesia telah menyalurkan bantuan alat kontrasepsi dan produk kesehatan reproduksi lainnya ke 18 Rumah Sakit di Jabodetabek, serta beberapa wilayah di Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Hingga kini, DKT Indonesia telah memberikan 3.500 pcs IUD Andalan Postpartum, 23.000 alat IUD Andalan Copper T, serta 3.600 pack kondom Andalan.

Donasi ini rencananya akan terus dilakukan hingga Agustus.

“Pelayanan dan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi selama pandemi harus terus didorong untuk mengantisipasi peningkatan kehamilan tak direncanakan dan pencegahan Infeksi Menular Seksual di Indonesia," tandas Juan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI