Suara.com - Vaksin Covid-19 buatan Rusia sudah didaftarkan secara resmi dan siap diedarkan mulai bulan Oktober mendatang.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan, ia memercayai kualitas vaksin yang diberi nama Sputnik tersebut. Bahkan, Duterte menawarkan diri jadi orang pertama yang disuntik dengan vaksin Covid-19 buatan Rusia.
"Saya bersedia menjadi orang pertama yang mendapat vaksin itu. Saya yakin vaksin yang Anda hasilkan benar-benar baik untuk kemanusiaan," kata Rodrigo Duterte dilansir Anadolu Agency.
Pada Selasa (11/8/2020), Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa sukarelawan yang disuntik vaksin yang dikembangkan oleh Gamaleya Institute menunjukkan kekebalan.
Baca Juga: Nekad! Belum Teruji, Putin Klaim Beri Vaksin Covid-19 ke Anaknya
Menteri Kesehatan Mikhail Murashko mengatakan mereka berencana memulai vaksinasi massal pada Oktober.
Sementara itu, kantor Duterte mengatakan vaksin yang ditawarkan oleh Rusia akan ditinjau oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Mereka juga menyatakan siap untuk berkolaborasi dalam uji coba, pasokan, dan produksi vaksin.
Filipina adalah negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di Asia Tenggara.
Sejauh ini, negara itu melaporkan 139.538 kasus, termasuk 2.312 kematian.
Baca Juga: Daftarkan Vaksin Covid-19 Pertama di Dunia, WHO Peringatkan Ini ke Rusia
WHO Pantau Vaksin Buatan Rusia
Pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia mendesak Rusia untuk mengikuti pedoman internasional dalam memproduksi vaksin untuk Covid-19.
Juru bicara WHO Tarik Jasarevic mengatakan, penanganan virus Corona, termasuk penelitian vaksin, tidak boleh mengabaikan protokol kesehatan dan keamanan.
"Kami akan terus memantau pengembangan vaksin yang aman dan efektif yang akan membantu kami menangani pandemi ini," kata Jasarevic, dilansir Anadolu Agency.
Menurut dia, WHO terus menjalin komunikasi dengan otoritas kesehatan diskusi sehubungan dengan vaksin tersebut.
"Setelah data uji klinis tersedia, badan pengawas nasional harus siap meninjau data keamanan dan kemanjuran sebelum menggunakannya," tambah Jasarevic.
Setiap minggu, WHO memperbarui draf kandidat vaksin di situs web resminya. Sejauh ini, WHO mencatat 25 kandidat vaksin dalam evaluasi klinis dan 139 dalam evaluasi pra-klinis.