Suara.com - Remaja dan dewasa muda memang disebut memiliki risiko infeksi virus corona yang lebih rendah. Namun bagi mereka yang menggunakan rokok elektrik atau vape bisa meningkatkan risiko tersebut dengan signifikan.
Melansir dari The Sun, studi ini telah diterbitkan pada the Journal of Adolescent Health.
"Remaja dan dewasa muda pengguna vape perlu tahu bahwa mereka kemungkinan besar bisa terkena Covid-19 karena paru-paru mereka telah rusak," kata Profesor Bonnie Halpern-Felsher penulis senior dalam penelitian tersbut.
"Orang muda mungkin percaya usia mereka melindungi mereka dari penularan virus atau bahwa mereka tidak akan mengalami gejala Covid-19, tetapi data menunjukkan ini tidak benar terutama pada mereka pengguna vape," ujar Shibani Mathur Gaiha, pemimpin penelitian.
Baca Juga: Dalih Musim Pagebluk, Pemprov DKI Minta Warga Lomba 17 Agustus Online
Pada penelitian ini, data dikumpulkan dari 4.351 orang berusia 13 hingga 24 tahun melalui survei online pada bulan Mei.
Peserta menjawab seputar pertanyaan tentang penggunaan rokok biasa atau vape. Serta penggunaannya selama 30 hari terakhir. Mereka juga ditanya tentang pengalamannya dengan Covid-19.
Hasilnya, penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa muda yang menggunakan rokok elektrik sekaligus rokok biasa dalam 30 hari sebelum terinfeksi Covid-19, lima kali lebih mungkin memiliki gejala daripada yang tidak.
Beberapa gejala tersebut berupa batuk, kelelahan, demam dan sesak napas.
Sementara bagi mereka yang merokok konvensional dan vape sekaligus, meningkatkan risiko infeksi virus corona sampai 6,8 kali.
Baca Juga: Anak-Anak Dilaporkan Kena Gejala Jangka Panjang akibat Covid-19
Pada studi ini, para peneliti tidak menemukan hubungan signifikan antara merokok tradisional tanpa dibarengi dengan vape dan virus corona.