Dr Laura Klein, peneliti senior Research Fellow dan Lifeblood Milk, menjelaskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti di balik apa yang diharapkan orang.
"Pasteurisasi terkenal dapat menonaktifkan banyak virus, termasuk virus korona yang menyebabkan SARS dan MERS," katanya.
"Temuan ini juga sesuai dengan studi terbaru yang melaporkan SARS-CoV-2 dinonaktifkan oleh perlakuan panas dalam beberapa konteks," tambahnya.
Di sisi lain, penyimpanan susu di suhu dingin tidak menonaktifkan virus secara maksimal.
Baca Juga: 102 Hari Bebas Covid-19, Selandia Baru Temukan Kasus Baru
Para peneliti juga menguji apakah menyimpan SARS-CoV-2 dalam ASI pada suhu 4° C atau -30° C akan menonaktifkan virus.
"Kami menemukan bahwa penyimpanan dingin tidak berdampak signifikan terhadap viral load infeksius selama periode 48 jam," kata Walker.
"Meskipun membekukan susu menghasilkan sedikit pengurangan pada virus yang ada, kami masih menemukan virus yang dapat bertahan setelah 48 jam penyimpanan."