Suara.com - Pada awal Agustus, 15 kasus infeksi virus corona baru tercatat di pasar Huang Hom dan Two Kwa Wan Hong Kong. Beberapa orang tersebut merupakan penjual ikan, penjual daging, dan petugas kebersihan.
Melansir dari The Sun, penasihat pemerintah Yuen Kwok-yong yang juga merupakan ahli mikrobiologi berasumsi bahwa wabah pasar di Hong Kong terkait dengan kucing dan tikus yang kelaparan.
"Virus itu bisa saja dibawa oleh kucing, tikus, dan kecoak, terutama karena kita semua tahu kucing suka ikan," kata Yuen Kwok-yong.
"Mereka mungkin lebih sering berkeliaran di sekitar stan-stan penjual seafood," imbuhnya.
Baca Juga: Ridwan Kamil Curhat ke Jokowi: Jawa Barat Paling Rawan Virus Corona
Para pejabat Hong Kong khawatir infeksi yang bermula di pasar akan serupa dengan yang terjadi di Wuhan dan Beijing.
Sebelumnya pasar basah Huanan di Wuhan menjadi pusat persebaran kasus-kasus pertama virus corona pada bulan Desember.
Hingga setelah China mulai pulih, virus kembali menyerang pasar Xinfadi Beijing di mana orang yang pertama tertular dikaitkan dengan ikan. Setidaknya ada 335 infeksi lokal yang terkait dengan pasar Xinfandi.
Dalam hal ini daerah tempat makanan laut, daging, hingga domba yang dijual di pasar memiliki viral load virus corona lebih tinggi. Penjual makanan laut juga menunjukkan gejala lebih awal daripada penjual yang lain.
Meski berspekulasi penyebaran lewat kucing yang terinfeksi, namun Yuen menyatakan bahwa penularan paling mungkin berasal dari pengunjung terinfeksi yang tidak memiliki gejala.
Baca Juga: Daftar Agenda Jokowi Pantau Uji Klinis Vaksin COVID-19 di Bandung
Selain itu, cuaca yang dingin di sekitar pasar membuat virus bertahan lebih lama. Ia menyatakan bahwa virus dapat bertahan hidup di lingkungan dengan suhu 4 derajat celcius selama tujuh hari atau lebih.